A.
Definisi Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata
Latin adolescere (kata bedanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Bangsa primitive memandang masa puber
dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang
kehidupan; anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan
reproduksi.
Istilah adolescence seperti yang dipergunakan saat
ini mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional,
social, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di
bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang
sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu
dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia delapan belas tahun, bukan
dua puluh satu tahun seperti sebelumnya. Perpanjangan masa remaja, setelah
individu matang secara seksual dan sebelum diberi hak serta tanggung jawab
orang dewasa mengakibatkan kesenjangan antara apa yang secara populer dianggap
budaya remaja dan budaya dewasa. Budaya ini memiliki hierarki sosialnya
sendiri, gaya penampilannya sendiri, nilai-nilai dan norma perilakunya sendiri.
Sedangkan beberapa definisi dari ahli lain tentang
remaja adalah sebagai berikut :
Menurut Mohammad Salleh Lebar, pada masa
kini istilah remaja adalah untuk jangka masa
di antara 15-25 tahun, yaitu satu jangka masa yang dianggap
begitu panjang. Empat puluh tahun yang lampau, jangka
masa remaja boleh dikatakan pendek yaitu di antara peringkat umur 15-20 tahun saja.
Menurut Abd Majid dan Rahill Mahyuddin,
remaja merupakan satu zaman yang bermula dari
baligh dan berakhir apabila seseorang itu menjadi dewasa. Berbagai
pancaroba yang berlaku di zaman remaja ini. G. Stanley
menamakan zaman remaja sebagai zaman storm dan stress. Jadi,
bolehlah dirumuskan bahawa semua tugas
perkembangan zaman remaja ialah satu persediaan yang
perlu untuk seseorang kanak-kanak itu menjadi orang dewasa yang berperwatakan sehat dan dinamik.
Menurut Boon Pong Ying dan Ragbir Kaur,
peringkat remaja adalah bermula dari umur 12-18
tahun. Pada peringkat ini kanak-kanak akan mencapai tahap
kematangan akil baligh dan menyadari tentang perubahan
bentuk badan mereka. Mereka akan menerima perubahan fisikal
mereka dan menggunakannya dengan cara yang paling berkesan.
Menurut Kathleen dan Joseph (1989), masa
remaja adalah satu tempoh penangguhan
psikososial, satu tempo peralihan yang panjang di antara
peringkat kanak-kanak kepada peringkat dewasa, yang
mungkin ataupun tidak mungkin disambut oleh individu tersebut sebagai satu peluang untuk menerka ke alam diri sendiri. Dengan kata
lain, remaja bermaksud sebagai satu zaman peralihan dari
peringkat zaman kanak-kanak ke peringkat bebas/zaman dewasa. Zaman inilah para
remaja senantiasa dibekali oleh peraturan-peraturan agama, sosial dan pembangunan. Seandainya mereka gagal mengawasi tugas-tugas
perkembangan yang dilalui tersebut, maka mereka akan
menghadapi masalah dan tekanan. Pepatah inggris menyatakan
bahwa zaman remaja adalah seperti kehidupan kupu-kupu di waktu malam yang sentiasa mencari tempat yang ada sinaran cahaya. Jadi, pada masa
kini remaja akan sentiasa keluar dari rumah untuk
mendapatkan hiburan dan keseronokan terutama di tempat- tempat
yang menjadi tarikan orang ramai tanpa mengira waktu siang ataupun malam.
Ketibaan baligh (puberty) biasanya
dikaitkan dengan permulaan peringkat remaja. Baligh
bermaksud kematangan sistem pembiakan, sosial dan fizikal. Pada
peringkat ini remaja akan mengalami perubahan dari segi
struktur tubuh badan, kecerdasan, tanggapan, minat, nilai dan pegangan agama. Biasanya remaja yang normal dan berfikiran waras mulai
mengurangi tergantung pada keluarga bagi mendapatkan ilmu dan kemahiran
tertentu. Mereka tidak terikat atau mengharapkan orang
tua lagi dalam memandu arah kehidupan yang dituju. Remaja
yang berumur 15 tahun ke atas biasanya sudah pandai mengawal diri sendiri dan
menggunakan masa lapang untuk melakukan perkara-perkara yang
berfaedah.
B. Perkembangan Fisik Remaja
Perkembangan manusia berjalan secara kontinue dan
tidak secara serempak, tetapi bagian yang satu dan yang lain dapat pula terjadi
secara bersamaan .Pertumbuhan perkembangan itu mempunyai irama dan waktu yang
relative berbeda antara individu yang satu dengan lainnya.
Dalam persiapan remaja/pra remaja kelenjar-kelenjar
dalam reproduksi hormon menunjukkan labih aktif, yang menyebabkan pertumbuhan
nampak perubahan pada fisik maupun psikis/mental.
Pada masa remaja awal sering disebut masa puber yang
artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan yaitu suatu tanda kelamin sekunder
yang menampakkan perkembangan seksual.
Sejak manusia lahir sebenarnya sudah
ada hormon tumbuh yang mempengaruhi pertumbuhan diantara organ-organ tidak
sama.
Pertumbuhan fisik masih jauh dari
sempurna pada saat masa puber berakhir ,dan juga belum sepenuhnya sempurna pada
masa akhir remaja awal. Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan dan
perkembangan internal lebih menonjol daripada perkembangan eksternal. Hal ini
tidak mudah diamati dan diketahui sebagaimana halnya pertumbuhan tinggi dan
berat tubuh atau seperti perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
Pertumbuhan tinggi/panjang tubuh
pria dan wanita hingga umur 9 tahun dapat dikatakan berjalan sama. Sesudah itu
percepatan pertumbuhan pada wanita berjalan lebih dulu dibanding lelaki. Pertumbuhan
wanita dimulai lebih dulu, pada wanita usia 12-13 tahun menjadi Nampak lebih
besar dari anak pria, tetapi selanjutnya anak pria segera menyusul dan melebihi
anak wanita. Menurut Nicolsen dan Hanley, pertumbuhan maksimum yang dicapai anak wanita terjadi
pada usia rata-rata 11,5 tahun dan 13,8 tahun pada anak pria artinya pada usia
kronologis terjadi penambahan ukuran tinggi badan yang paling besar.
Pertumbuhan berat badan berjalan
paralel dengan tinggi badan. Antara pria dan wanita ada perbedaan terjadinya
tambahan berat,anak pria karena bertambah kuat susunan urat daging,sedang anak
wanita karena bertambahnya jaringan
pengikat dibawah kulit pada bagian-bagian tertentu hingga memperoleh
bentuk khas wanita. Pria juga mempunyai bentuk khas, bahunya menjadi membesar. Baik
wanita maupun pria, pangkal tenggorokan membesar hingga pita suara menjadi
labih panjang. Perubahan pita suara itu menyebabkan gadis mendapatkan pita
suara yang penuh dan hangat dibanding anak kecil yang melengking suaranya. Anak
pria suaranya juga menjadi berat, namun karena secara anatomik yang cepat
mendahului penyesuaian syaraf timbul keadaan yang khas pada pria,kadamg-kadang
terdengar suara yang tinggi diantara yang berat.
Perubahan Tubuh selama masa remaja diamati melalui
dua aspek yakni eksternal dan internal
1. Perubahan
Eksternal
a. Tinggi
Rata-rata
anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara usia tujuh belas dan delapan belas
tahun,dan rata-rata anak laki-laki kira-kira seahun sesudahnya.
b. Berat
Perubahan
berat mengikuti jadwal yang sama dengan perubhan tinggi.Tetapi berat badan
sekarang tersebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya hanya mengandung sedikit
lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.
c. Proporsi
Tubuh
Berbagai
anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik.Misalnya,badan
melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu
panjang.
d. Organ
Seks
Baik
organ seks pria maupun organ seks wanita mencapai ukuran yang matang pada akhir
masa remaja,tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
e. Ciri-ciri
seks Sekunder
Ciri-ciri
seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan yang matang pada
akhir masa remaja.
2. Perubahan
Internal
a. Sistem
Pencernaan
Perut
menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampaui pipa,usus bertambah panjang dan
bertambah besar,otot-otot diperut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal
dan lebih kuat,hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
b. Sistem
Peredaran Darah
Jantung
Tumbuh Pesat selama masa remaja,pada usia tujuh belas atau delapan
belas,beratnya du belas kali berat pada waktu lahir.Panjang dan teal dinding
pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah
matang.
c. Sistem
Pernapasan
Kapasitas
paru-paru anak perempuan hamper matang pada usia tujuh belas tahun,anak
laki-laki mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian.
d. Sistem
Endokrin
Kegiatan
gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidakseimbangan sementara
dari seluruh system endokrin pada awal masa puber. Kelenjar-kelenjar seks
berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran matang sampai
akhir masa remaja atau awal masa dewasa.
e. Jaringan
Tubuh
Perkembangan
kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas. Jaringan, sel tulang, teru
berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya bagi perkembangan
jaringan otot.
Variasi
dalam Perubahan Fisik
Seperti
pada semua usia, dalam perubahan fisik juga terdapat perbedaan individual.
Perbedaan seks sangat jelas. Meskipun anak laki-laki memulai pertumbuhan
pesatnya lebih lambat daripada anak perempuan, pertumbuhan laki-laki
berlangsung lebih lama, sehingga pada saat matang biasanya laki-laki lebih
tinggi daripada perempuan. Karena otot laki-laki tumbuh lebih besar daripada
otot anak perempuan. Setelah masa puber, kekuatan anak laki-laki melebihi
kekuatan anak perempuan, dan perbedaan ini terus meningkat.
C. Perkembangan Psikologis Remaja
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai
periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi
sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Perubahan pada tahun-tahun
awal masa puber terus berlangsung tetapi berjalan agak lambat. Pertumbuhan yang
terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber.
Oleh karena itu perlu dicari keterangan lain yang menjelaskan ketegangan emosi
yang sangat khas pada usia ini.
Penjelasan diperoleh dari kondisi social yang
mengelilingi remaja masa kini. Adapun meningginya emosi terutama karena anak
laki-laki dan perempuan berada di bawah tekanan social dan menghadapi kondisi
baru sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk
menghadapi keadaan-keadaan itu.
Meskipun emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak
terkendali dan tampaknya irasional, tetapi pada umumnya pada tahun ke tahun
terjadi perubahan perilaku emosional.
Pola emosi pada masa remaja adalah sama dengan pola
emosi pada masa kanak-kanak. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang
membangkitkan emosi dan derajat dan khususnya pengendalian latihan individu
terhadap ungkapan emosi mereka. Misalnya perlakuan sebagai “anak kecil” atau
secara “tidak adil” membuat remaja sangat marah dibandingkan dengan hal-hal
lain.
Sedangkan untuk kematangan emosi adalah bahwa
individu menilai situasi secara kritis terlebih dulu sebelum bereaksi secara
emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berfikir sebelumnya seperti anak-anak atau
orang orang yang tidak matang. Dengan demikian, remaja mengabaikan banyak
rangsangan yang tadinya dapat menimbulkan ledakan emosi. Akhirnya remaja yang
emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah
dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain, seperti dalam
periode sebelumnya.
Untuk mencapai kematangan emosi remaja harus belajar
memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi
emosional. Adapun caranya adalah dengan membicarakan berbagai masalah
pribadinya dengan orang lain. Keterbukaan, perasaan dan masalah pribadi
dipengaruhi sebagian oleh rasa aman dalam hubungan sosial dan sebagian oleh
tingkat kesukaannya pada “orang sasaran” (yaitu orang yang kepadanya remaja mau
mengutarakan berbagai kesulitannya dan oleh tingkat penerimaan orang sasaran
itu).
D. Perkembangan Seksual Remaja
Sedangkan untuk ciri-ciri seksual terdiri atas ciri-ciri
primer dan sekunder.
1. Ciri-ciri
atau tanda-tanda primer,yaitu organ tubuh yang langsung berhubungan dengan
proses reproduksi dan alat kelamin yaitu rahim,saluran
telur,vagina,bibir,kemaluan dan klitoris bagi wanita,sedangkan untuk pria yaitu
penis,testis dan skotrum.
2. Ciri-ciri
kelamin sekunder,yaitu cirri-ciri jasmaniah yang tak langsung berhubungan dengan proses repoduksi.Pada
wanita yaitu basis rambut kemaluan,merupakan gambar segitiga bagian atas,sedang
pada pria segitiga dengan ujung atas,dibawah pusar.Bagi wanita pinggul melebar
sedangkan pada pria bagian bahu yang melebar.Pertumbuhan rambut pada
wanita terbatas diatas kepala,ketiak dan
alat kemaluan,sedangakan pada pria masih mengalami pertumbuhan rambut ditempat
lain,yaitu kenig,janggut,kaki,tangan,dan bidang-bidang dada.
Gejala pemasakan seksual pada wanita
lebih nyata ,yaitu datangnya menarche atau haid pertama,meskipun masih sangat
sedikit. Untuk mencapai kemasakan yang sempurna memkan waktu sekitar 1-1,5
tahun.
Pada pria pelepasan air mani
(ejakulasi) yang disebut pula nochturnal emissions,atau mimpi basah, meskipun
jumlah sperma masih sangat sedikit. Baik pertumbuhan ovum maupun sperma
mula-mula ikut mempercepat tumbuhnya kerangka.Monks dkk(1982:277), sementara pendapat mengatakan bahwa pemasakan seksual pada wanita dimulai dengan tanda kelamin sekunder lebih
dulu yaitu timbulnya payudara, pada usia sekitar 8-13 tahun, puting agak
mencuat. Setelah beberapa lama, yaitu menjelang menarche jaringan pengikat
mulai tumbuh hingga peyudara memperoleh bentuk yang dewasa. Kelenjar payudara
baru bereaksi pada masa kehamilan dan produksi air susu terjadi pada akhir
kehamilan. Pada pria kemasakan seksual dimulai dengan pertumbuhan testis (kelamin
primer) sekitar usia 9,5 tahun hingga 13.5 tahun dan berakhir sekitar usia 13.5
tahun sampai dengan 17 tahun.
Hormon-Hormon
Seksual pada Remaja
Di
balik munculnya kumis untuk pertama kalinya pada anak laki-laki dan melebarnya pinggul pada perempuan,
terdapat aliran hormon-hormon yaitu zat kimia yang kuat yang diciptakan oleh kelenjar endokrin dan dibawa ke seluruh
tubuh melalui aliran darah.Terdapat dua
jenis hormon yang memiliki kadar kepekatan yang berbeda pada laki-laki dan
perempuan ,yaitu androgen, jenis utama dari hormone seks laki-laki dan
estrogen, jenis jenis utama dari hormon seks perempuan. Meskipun fungsi-fungsi
hormon ini lebih kuat pada salah satu jenis kelamin, kedua hormon itu
dihasilkan oleh laki-laki maupun perempuan.
Testosteron
adalah androgen yang berperan penting bagi perkembangan pubertas
laki-laki.Selama masa pubertas, munculnya kadar testosteron berkaitan dengan
sejumlah perubahan fisik laki-laki, termasuk pertumbuhan genital eksternal, bertambahnya
tinggi badan, berat badan dan perubahan suara (Hiort,2002). Kadar testosteron
pada laki-laki juga berkaitan dengan hasrat dan aktivitas seksual (Cameron,2004).
Estradiol adalah estrogen yang berperan penting dalam perkembangan pubertas
perempuan. Ketika kadar estradiol meningkat, terjadilah perkembangan payudara, perkembangan
rahim dan perubahan kerangka. Identitas hormon yang berkontribusi terhadap
hasrat seksual dan aktivitas pada remaja perempuan kurang terlihat jelas pada
perempuan dibandingakan pada laki-laki (Cameron,2004). Kedua hormon itu
meningkat pada laki-laki maupun perempuan selama masa perempuan. Dalam sebuah
studi ditemukan bahwa kadar testosteron meningkat besar 18 kali lipat pada
laki-laki dan 2 kali lipat pada perempuan selama masa pubertas, kadar estradiol
meningkat sebesar 8 kali lipat pada perempuan namun hanya 2 kali lipat pada
laki-laki selama masa pubertas.
Sistem
Endokrin dimasa pubertas melibatkan interaksi dan hipotalamus, kelenjar
pituitary dan gonad(kelenjar seks). Otak yang memonitor kegiatan makan, minum
dan seks. Kelen pituitary adalah kelenjar endokrin yang mengontril pertumbuhan
dan meregulasi kelenjar-kelenjar lain. Gonad adalah kelenjar seks-testis pada laki-laki, indung telur pada perempuan.
Cara kerja sistem endokrin yaitu dengan kelenjar pituitary mengirimkan sebuah
sugnal melalui gonadotropin (hormon yang merangsang kelenjar seks) ke testis
dan indung telur untuk menghasilkan hormon. Kemudian melalui interaksi dengan
hipotalamus, kelenjar pituitary berusaha mendeteksi kapan dicapai kadar yang
optimal dari hormon dicapai dan berusaha mempertahankannya melalui sekresi
gonadotropin tambahan.
Kadar
hormone seks diatur oleh kelenjar pituitary, yaitu FSH (follicle-stimulating
hormone) dan LH (lutenizing hormone). FSH merangsang perkembangan kantung
rambut (follicle) pada perempuan dan sperma pada laki-laki. LH meregulasi
sekresi estrogen dan perkembangan ovum pada perempuan serta testosterone pada
laki-laki. Di samping itu, hipotalamus mengeluarkan sebuah zat yang disebut
GnRNH (gonadotropin-releasing hormone).
Hormon-hormon ini diatur oleh sistem umpan balik negatif.
Apabila munculnya kadar hormon seks terlalu tinggi, hipotalamus dan kelenjar
pituitari akan mengurangi stimulasinya dari gonad, mengurangi reproduksi
hormon-hormon seks. Apabila kadar hormon seks terlalu rendah, hipotalamus dan kelenjar
pituitari akan meningkatkan reproduksi hormon seks.
Pada laki-laki, produksi kelenjar pituitari dari LH akan
merangsang testis untuk menghasilkan
testosteron. Ketika kadar testosteron terlalu tinggi, hipotalamus akan
mengurangi produksi GnRH, yang
selanjutnya aka mengurangi produksi dari LH. Ketika kadar testosteron
gagal sebagai dampaknya, hipotalamus mulai menghasilkan gnRH lebih banyak lagi
dan siklus tersebut dimulai lagi. Pada perempuan, sistem umpan balik negatif
tersebut bekerja dengan cara yang
serupa, kecuali mbahwa LH da GnRH meregulasi indung telur dan menghasilka
esterogen.
Kadar hormon seks itu rendah di masa kanak-kanak namun
meningkat di masa pubertas. Termostat yang disetel di 50 derajat Farenheit di
masa kanak-kanak, sekarang disetel di 80
derajat Farenheit. Di lingkungan yang lebih tinggi, gonad harus
menghasilkan lebih banyak hormon seks dan inilah yang terjadi di masa pubertas.
E. Bentuk Perilaku Menyimpang Saat
Remaja
1. Obat-obatan
terlarang
1. Alkohol
Alkohol adalah obat-obatan yang paling
banyak digunakan oleh remaja di masyarakat kita. Bagi mereka, alkohol memberi
saat-saat yang nikmat, juga saat-saat sedih. Alkoholisme ialah pembunuh ketiga
di Amerika Serikat. Mayoritas tindakan kaum laki-laki agresif terhadap kaum
perempuan, pelakunya di bawah pengaruh alkohol. Dari sejumlah kejadian
mengendarai mobil dalam keadaan mabuk dan menyerang kaum perempuan, para
pelakunya adalah remaja.
2. Kokain
Kokain adalah obat yang sangat
kontroversial. Para pengguna menyebutnya memberi rasa gembira, membuat mereka
merasa enak, dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. hal itu benar, akan
tetapi, kokain memiliki potensi efek kardiovaskulerdan kecabduan secara
potensial. Efek dari kokain adalah perasaan senang yang tinggi yang kemudian
hilang, disusul dengan perasaan depresi, lesu (lethargy), susah tidur (insomnia),
dan cepat marah (irritability). Efek kokain yang memuncak, dapat
menyebabkan serangan jantung, stroke, atau serangan otak. Meningkatnya jumlah
kematian yang berkaitan denagn kokain memang murni diakibatkan oleh efek dari
zat tersebut.
3. Peran-peran
Perkembangan, Orang Tua, dan Teman-teman Sebaya dalam Penyalahgunaan
Obat-obatan di Kalangan Remaja
Kebanyakan remaja menjadi pengguna
obat-obatan pada suatu masa tertentu dalam perkembangan mereka, apakah terbatas
pada alcohol, kokain, kafein atau meluas ke ganja dan obat-obatan keras. Hal
yang memprihatinkan adalah karena remaja khususnya menggunakan obat-obatan
sebagai suatu cara untuk mengatasi stress, sehingga tampak bahwa hal ini
dipengaruhi oleh kurangnya perkembanagan keterampilan menghadapi masalah secara
kompeten dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Para peneliti juga
menemukan bahwa penggunaan alcohol pada masa anak-anak atau masa remaja awal
memiliki dampak jangka panjang yang lebih merusak proses perkembangan perilaku
yang bertanggung jawab dan kompeten dari pada bial penggunaan obat-obatan
terjadi pada masa remaja akhir (Newcomb & Bentler, 1989). Bila remaja
menggunakan obat-obatan untuk mengatasi stres
, remaja awal seringkali memasuki peran orang dan dewasa dalam
pernikahan dan pekerjaan secara prematur, tanpa perkembangan sosio-emosional
yang memadai sehingga lebih berpeluang untuk mengalami kegagalan dalam
peran-peran orang dewasa.
Orangtua, teman sebaya, dan dukungan sosial
memainkan peran penting dalam mencegah penyalahgunaan obat-obatan di kalangan
remaja (Cohen, Brook, & Kandel, 1991; Pentz, 1994; Tildesley & Duncan,
1994). Relasi yang positif dengan orangtua dan orang lain penting dalam
mengurangi penggunaan obat-obatan oleh remaja. Daalm sebuah studi, dukungan
sosial (yang terdiri dari relasi yang baik denagn orangtua, saudara-saudara
kandung, orang-orang dewasa, dan teman-teman sebaya) selama masa remaja secara
nyata mengurangi penyalahgunaan
obat-obatan. Dalam studi lain, remaja cenderung menggunakan obat-obatan bila
kedua orangtua mereka menggunakan obat-obatan (Kandel, 1974).
2. Kenakalan
Remaja
Istilah
Kenakalan remaja (juvenile delinquency) mengacu kepada suatu rentang
perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial
(seperti bertindak berlebihan di sekolah), pelanggaran (seperti melarikan diri
dari rumah) hingga tindakan-tindakan criminal (seperti mencuri).
Beberapa
prediktor kenakalan remaja meliputi identitas (identitas negatif), pengendalian
diri (derajat rendah), usia (telah muncul pada usia dini), jenis kelamin
(laki-laki), harapan-harapan pendidikan (harapan-harapan yang rendah, komitmen
yang rendah), pengaruh teman sebaya (pengaruh berat tidak mampu menolak),
status sosio ekonomi(rendah), peran orangtua (kurangnya pemantauan, dukungan
yang rendah, dan disiplin yang tidak efektif), dan kualitas lingkungan
(perkotaan, tingginya kejahatan, tingginya mobilitas).
Orangtua
dari remaja yang nakal kurang terampil mengatasi perilaku antisosial
dibandingkan orangtua dari remaja yang tidak nakal. pemantauan orangtua atas
remaja penting khususnya dalam melihat apakah remaja mulai menjadi nakal. Dalam
suatu penelitian, pemantauan orangtua atas keberadaan remajanya merupakan
faktor keluarga yang paling penting dalam meramalkan kenakalan.
Cara-cara pencegahan dan penanganan
kenakalan remaja (Dryfoos, 1990):
Ø Program
harus lebih luas cakupannya daripada hanya sekadar berfokus pada kenakalan.
Ø Program
harus memiliki komponen-komponen ganda, karena tidak ada satupun komponen yang
berdiri sendiri dapat memerangi kenakalan remaja
Ø Program-program
harus sudah dimulai sejak awal masa
perkembangan anak untuk mencegah masalah belajar dan masalh perilaku
Ø Sekolah
memainkan peran penting
Ø Upaya-upaya
harus diarahkan pada perubahan institusional daripada perubahan individual
Ø Pengembangan
program yang sifatnya kesinambungan
3. Bunuh
Diri
Bunuh
Diri merupakan penyebab kematian pada kelompok usia remaja dan dewasa muda.
Laki-laki kira-kira tiga kali lebih cenderung melakukan bunuh diri daripada
perempuan, ini mungkin karena metode-metode mereka lebih aktif dalam mencoba
bunuh diri-menembak, misalnya. Sebaliknya perempuan lebih cenderung menggunakan
metode-metode yang pasif, seperti pil tidur, yang cenderung kurang
mematikan. Walaupun kaum laki-laki
lebih sering melakukan bunuh diri, kaum perempuan jauh lebih sering mencoba
melakukan bunuh diri (Maltsberger, 1988).
Umumnya
bunuh diri dikaitkan dengan faktor-faktor proksimal dan distal. Faktor-faktor
proksimal, atau kondisi saat ini dapat memicu suatu upaya bunuh diri.
Keadaan-keadaan yang penuh ketegangan, seperti kehilangan pacar dapat memicu
upaya bunuh diri.
Pengalaman-pengalaman
distal, atau pengalaman masa lalu juga seringkali terlibat dalam upaya bunuh diri
(Reinherz, dkk, 1994). Begitu pula kurangnya dorongan afeksi dan dukungan
emosional, pengendalian yang ketat, dan tekanan untuk berprestasi oleh orangtua
selama masa anak-anakyang berkaitan dengan depresi remaja, begitu juga dengan
kombinasi pengalaman-pengalaman keluarga cenderung memunculkan faktor-faktor
distaldalam upaya bunuh diri. Kurangnya persahabatan yang mendukung juga
mungkin juga mungkin menjadi pemicu.
Sama
seperti faktor-faktor genetik yang berkaitan dengan depresi, faktor genetik
juga berkaitan dengan bunuh diri. Semakin dekat hubungan seseorang dengan
seseorang yang yang melakukan bunuh diri, semakin besar kemungkinan orang itu
melakukan bunuh diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar