A.
Definisi
Anak Lambat belajar
adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan
mental (fungsi intelektual di bawah teman-teman seusianya) disertai
ketidakmampuan/kekurangmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri
sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Sehingga, anak
lambat belajar membutuhkan lebih banyak waktu, lebih banyak pengulangan dan
harus seringkali berkonsultasi dengan guru agar mencapai kesuksesan.
Yusuf (2005:58)
mengemukakan bahwa “Anak yang prestasi belajarnya rendah tetapi IQ nya sedikit di bawah rata-rata disebut anak yang
lamban belajar atau slow learner”.
Endang (2005:30) menyatakan “Pembahasan tentang Border line atau garis batas taraf
kecerdasan yang menjadi kelompok tersendiri dan sering disebut sebagai kelompok
(lambat belajar)”.
Toto dalam makalah seminarnya (2005:23) menyatakan Siswa lambat belajar (slow learner) ialah siswa yang
inteligensinya berada pada taraf perbatasan (borderline)
dengan IQ 70 – 85 berdasarkan tes inteligensi baku.
Murid di yang lambat belajar (slow learner)adalah sekelompok murid disekolah yang perkembangan
belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan rata-rata teman seusianya. Pada umumnya mereka ini
mempunyai kemampuan kecerdasan dibawah rata-rata . urid yang lambat belajar
tersebut sering dikenal sebagai anak yang “sub
normal,mentally relarted” seperti yang dijelaskan dalam “Dictionary of Psychology” slow learner a non technical variously applied to
childrenwho are some what mentally retarted or are developing at a slower that
normal rate (Ernest R. Hillgrad,1962)
Murid lambat belajar berbeda dengan murid yang
berprestasi belajarnya rendah (under
acheiver). Murid lambat belajar perkembangan atau prestasi belajarnya lg
lebih rendah dari rata-rata karena mempunyai kemampuan kecerdasan yang lebih
rendah dari rata-rata. Sedangkan murid yang berprestasi rendah (underachiever) prestasi belajarnya lebih
dari rata-rata , tetapi kemampuan kecerdasannya normal atau mungkin lebih
tinggi.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa slow
learner/lambat belajaradalah siswa yang lambat dalam proses
belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok
siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
B.
Gejala
Anak Yang Lambat Belajar
Pada umumnya murid
lambat belajar menunjukkan tingkah laku sebagai berikut:
1. Keterlambatan:
lambat dalam menerima pelajaran, lambat dalam mengelola pelajaran, lambat
membaca, lambat memahami bacaan, lambat bekerja, lambat dalam mengerjakan
tugas, lambat dalam memecahkan masalah, dan sebagainya.
·
dalam
menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman-teman
seusianya
·
daya tangkap
terhadap pelajaran lambat
·
membutuhkan
waktu yang banyak dalam menyelesaikan pekerjaannya
2. Kelainan
tingkah laku yaitu tingkah laku yang tidak produktif dan kebiasaan jelek
·
memiliki konsep
diri yang rendah
·
mempunyai
hubungan sosial yang kurang baik
3. Kurangnya
kemampuan, yaitu kurang kemampuan konsentrasi, kurang kemampuan mengingat,
kurang kemampuan membaca, kurang kemampuan berkomunikasi, kurang kemampuan
memimpin, kurang kemampuan menyatakan ide atau mengemukakan pendapat
·
kemampuannya
dibawah rata-rata
·
kesulitan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan dengan banyak perintah
4. Prestasi
yang rendah yaitu prestasi belajar dan mengajar.
·
rata-rata
prestasi belajarnya kurang dari 6
·
pernah tidak
naik kelas
C. Faktor Penyebab Siswa Yang Lambat Belajar
Tidak ada seorangpun yang tahu penyebab dari SL yang sebenarnya. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa SL itu adalah pembawaan atau diturunkan, tetapi
ini juga tidak selalu terjadi. Faktor lingkungan, mulai dari lingkungan belajar
yang tidak layak hingga limbah-limbah yang membahayakan, kemungkinan ada
hubungan dengan SL.
Menurut sumber lain, masalah-masalah
yang mungkin bisa jadi penyebab anak lambat belajar antara lain karena masalah
konsentrasi, daya ingat yang lemah, kognisi, serta masalah sosial dan
emosional.
D.
Bimbingan Terhadap Siswa Yang Lambat Belajar
Secara umum, kemungkinan bantuan yang dapat
diberikan kepada siswa yang lambat belajar menurut Badan Penelitian dna
Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (BP3K):1985, antara lain :
a.
Pemberian informasi secara lisan
Tujuan pemberian informasi secara lisan adalah untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa sesuai dengan kebutuhannya.
Metode yang digunakan dapat diberikan dengan cara tanya jawab, diskusi ataupun
ceramah dengan mempertimbangkan
kemampuan dan kesediaan siswa yang bersangkutan.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam memberikan
informasi secraa lisan, antara lain :
(1) Mempersiapkan bahan-bahan informasi yang diperlukan
dan menyajikan dnegan format tertentu.
(2) Menciptakan rapport
dengan siswa yang menjadi kasus.
(3) Menkomunikasikan bahan
(4) Menyimpulkan informasi dan merangkum cara-cara
belajar yang akan digunakan siswa serta menutup pertemuan.
b.
Bantuan penempatan
Bantuan penempatan ini ditujukan untuk memperbaiki
bantuan siswa dalam mengatasi kesulitan, khusunya yang menyangkut hubungan
sosial siswa dalam kelas dan tingkat kemampuan siswa. Misalnya, menempatkan
siswa pada kelas-kelas heterogen yang sesuai dengan tingkat kecerdasannya.
c.
Pertemuan dengan orang tua
Pertemuan dengan orang tua murid yang dianggap
paling banyak manfaatnya dlam membantu kesulitan-kesulitan yant dihadapi siswa,
memberikan pelayanan khusus bagi siswa yang lambat belajar (slow learners) dan memebrikan motivasi serta petunjuk cara-cara
belajar yang efektif dan efisien.
d.
Sosiodrama
Sosiodrama ini digunakan untuk memperbaiki hubungan
social dengan tema-temannya. Dalam pelaksanaan sosiodrama ini harus
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Persiapan yaitu memeprsiapkan pengelompokan murid,
mengidentifikasi masalah yang dihadapi kelompok, merencanakan tema cerita
(2) Intoduksi yang meliputi memperkenalkan kegiatan dan
tujuannya serta menjelaskan cara-cara melaksanakan kegiatan
(3) Pemilihan peran ayng meliputi kegiatan menceritakan
garis besar dan penentuan para pemain
(4) Pelaksanaan sosiodrama, yaitu masing-masing pemeran
memerankan peranannya sampai sesuai denganfantasinya
(5) Mendiskusikan sikap-sikap yang diperankan, bertukar
pendapat dan saran tentang sikap tersebut, pengarahan dan pemecahan
(6) Mengulangi permainan setelah memeprhatikan hasil
diskusi.
e.
Konseling Individual
Pada
tahap ini, konselor memberikan bantuan kepada siswa secara individual dengan memperhatikan
masalah-masalah yang dihadapi. Maslaah-masalah ini memiliki intensitas
kesulitan yang cukup dalam dan teknik yang digunakan sesuai dengan
karakteristik dan masalah siswa.
Ada banyak hal yang
bisa dilakukan oleh seorang konselor atau guru dalam melakukan bimbingan terhadap siswa yang
lambat belajar. Strategi-strategi yang
bisa dilakukan oleh seorang konselor atau guru (secara khusus berdasarkan
penyebab) antara lain:
1. Bimbingan bagi anak dengan masalah konsentrasi
(a) Ubahlah cara
mengajar dan jumlah materi yang akan diajarkan. Siswa yang mengalami masalah perhatian dapat
ketinggalan jika materi yang diberikan terlalu cepat atau jika beban menumpuk
dengan materi yang kompleks. Oleh karena itu, akan berguna bagi mereka untuk :
§ Memperlambat laju presentasi materi
§ Menjaga agar siswa tetap terlibat dengan memberi
pertanyaan pada saat materi diberikan.
§ Gunakan perangkat visul seperti membuat bagan/skema
garis besar materi untuk memberikan gambaran pada siswa mengenai
langkah-langkah atau bagian-bagian yang diajarkan.
(b) Adakan pertemuan
dengan siswa. Siswa mungkin tidak
menyadari peranan perhatian dalam proses pengajaran. Mereka juga tidak
menyadari kalau perhatian merupakan bidang kesulitan tertentu bagi mereka.
Dalam pertemuan ini seorang kita memberikan penjelasan dengan cara yang tanpa
memberikan hukuman dan tanpa kencaman akan sangat berguna bagi siswa.
(c) Bimbing siswa
lebih dekat ke proses pengajaran.
Karena tanpa disadari kita telah mengalihkan perhatian kita dari siswa. Dengan
membawa mereka dekat dengan kita secara fisik dan secara harfiah, akan membawa
si anak lebih dekat kepada proses pengajaran.
(d) Berikan dorongan
secara langsung dan berulang-ulang.
Biasakan siswa tahu kalau anda melihatnya ketika sedang memperhatikan. Berikanlah
kontak mata ketika pembelajaran berlangsung itu sangat penting. Cobalah berikan
penghargaan atas kehadirannya. Bisa juga dengan penghargaan verbal yang
dilakukan dengan tenang dan lembut.
(e) Utamakan
ketekunan perhatian daripada kecepatan menyelesaikan tugas. Siswa mungkin merasa kecil hati dan tidak
diperhatikan bila mereka dihukum karena tidak menyelesaikan tugas secepat
oranglain. Membuat penyesuaian dan jumlah tugas yang harus diselesaikan maupun
waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tugas berdasar kemampuan individu mungkin
akan sangat membantu dan mendorong bagi sebagaian siswa.
(f) Ajarkan
self-monitoring of attention.
Melatih siswa untuk memonitor perhatian mereka sendiri sewaktu-waktu dengan
menggunakan timer atau alarm jam. Mengajarkan mereka untuk mencatat berbagai
interval apakah mereke memberikan perhatian atau tidak pada saat pengajaran.
Catatan ini akan membantu menciptakan perhatian yang lebih besar bagi kebutuhan
dalam memfokuskan perhatian juga bias berguna dalam strategi untuk memperkokoh keterampilan memperhatikan “attention skill”.
2. Bimbingan bagi anak dengan masalah daya ingat
(a) Ajarkan menggunakan highlighting atau menggaris bawahi dengan penanda, untuk membantu
memancing ingatan. Mereka harus diberi tahu cara memilih tajuk bacaan, kalimat
dan istilah kunci untuk diberi garis bawah atau tanda dengan highlighter. Kemudian me-review dari bacaan yang di sudah digaris
bahawahi tadi.
(b) Perbolehkan menggunakan alat bantu memori (memory aid). Yang mana alat-alat itu
bias berfungsi bagi mereka sebagai alat pengingat dan bias jadi juga sebagai
alat pengajaran.
(c) Biarkan siswa yang mengalami masalah sulit mengingat
untuk mengambil tahapanyang lebih kecil dalam pengajaran. Misalnyadengan
membagi tugas-tugas kelas danrumah atau dengan memberikan teskemampuan penguasaan
lebih sering.
(d) Ajarkan siswa untuk berlatih mengulang danmengingat.
Misalnya dengan memberikantes langsung setelah pelajaran disampaikan.
3. Bimbingan bagi anak dengan masalah kognisi
(a) Berikan materi yang dipelajari dalamkonteks “high meaning”. Ini berguna untuk mengetahui apakan siswa
memahami arti bacaan mereka atau arti suatu pertanyaan mengenai materi
baru.Pengertian dapat diperkokoh dengan menggunakan contoh, analogi atau
kontras.
(b) Menunda ujian akhir dan penilaian. Perlumemberikan
umpan balik dan doronganyang lebih sering bagi siswa berkesulitan belajar.
Evaluai terhadap tugas merekasebagai tambahan pengajaran akan sangatmembantu.
Dengan kata lain, suatu kesadaran yang konstan mengenai siswa-siswa ini akan
membentuk kepercayaan diri dan kemampuan mereka. Bagi sebagiansiswa, menunda
ujian akhir mereka sampai siswa menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari,
mungkin merupakan cara terbaik.
(c) Tempatkan siswa dalam konteks pembelajaran yang
“tidak pernah gagal”. Siswa berkesulitan belajar seringkali mempunyai sejarah
kegagalan disekolah. Biasanya mereka memiliki perasaan akan gagal (sense of failing) dalam berbagai hal
yang mereka lakukan. Memutuskan rantai kegagalan dan menciptakan cipta diri (sense of self) baru bagi siswa ini
merupakan sesuatu yang paling penting bagi guru untuk melakukannya.Pada setiap
tugas atau kemampuan siswa harus ditarik kembali kepada masalah diman tugas
dapat dilakukan tanpa kegagalan.
4. Bimbingan bagi anak dengan masalah sosial dan
emosional
(a)
Buatlah sistem
perhargaan kelas yang dapat diterima dan dapat diakses. Siswa berkesulitan
belajar perlu memahami sistem penghargaan ini dikelas dan merasa ikut serta di
dalamnya. Jangan sampai siswa yang berkesulitan melajar merasa “out
laws”, mereka yang tidak memilki kesempatan untuk mendapatkan
penghargaan yang diterima siswa lain. Untuk memahami bagaimana mereka bisa
mendapatkan penghargaan yang baik, para siswa disini perlu diberi pemahaman
tentang bagaimana cara mendapatkan keuntungan sosial dari sikap positif dan
hubungan sosial yang baik dikelas.beberapa siswa mungkin ingin pembuktian
langsung dikelas.
(b)
Membentuk
kesadaran tentang diri dan orang lain. Sebagian siswa yang berkesulitan beljar
tidak memilki kesadaran yang jelas pada sikapnya sendiri serta dampaknya pada
orang lain. Membantu siswa ini menjadi lebih mengenal sikap mereka dan
dampaknya pada orang lain merupakan kesempatan yang brarti bagi perkembangan
sosial dan emosional. Berbicara terbuka dan penuh perhatian kepada siswa ini
mengenai sikapnya juga dapat menjadi langkah penting dalam membentuk hubungan
yang saling percaya di antara mereka.
(c)
Mengajarkan
sikap positif. Ketika siswa berkesulitan belajar menjadi lebih sadar terhadap
sikapnya dan mendapat pemahaman yang lebih baik atas interaksi dengan orang
lain, mereka akan merespon dengan baik intruksi-intruksi tentang cara membentuk
hubungan yang baik dan sense of self
(citra diri) yang lebih positif.
(d)
Minta bantuan.
Jika sikap seorang siswa berkesulitan belajar sangat tidak layak atau sikap negatifnya
tetap ada ketika semua cara telah dicoba, jangan ragu minta bantuan. Cari
bantuan pada teman sejawat disekolah yang mungkin dapat memberikan bantuan
dalam menjelaskan masalah-masalah social dan emosional, serta mencari solusi
mengenai kesulitan tersebut. Pertolongan ini bisa datang dari psikolog,
konselor, orang tua, guru, dan kepala sekolah.
Yang terpenting seorang pendidik memahami bahwa minta bantuan bukan tanda
kelemahan atau ketidakmampuan.
Bantuan
Orang Tua bagi Anak yang Lambat Belajar :
1.
Adanya perhatian
dan pemahaman
Ketika anak yang lambat belajar membawa raport yang
buruk. Bicaralah pada mereka dengan tenang, lalu tanyakan tentang perasaannya.
Tak perlu ada kemarahan. Karena kemarahan bukanlah suatu penyelesaian. Hal itu
akan memperburuk kondisi, yang terburuk adalah ketika mereka membenci campur
tangan orang tua.
2.
Adanya kerja
sama dengan guru
Komunikasi yang dilakukan antara orang tua dan guru
tentang kesulitan belajar anak lambat belajar akan sangat membantu pengembangan
potensinya secara optimal. Jika orang tua tidak memiliki waktu untuk menemui
guru anak lambat belajar, arang tua dapat menemukan website sekolah ataupun
email guru anak lambat belajar. Guru akan mengusahakan yang terbaik bagi anak
lambat belajar dan memberikan penghargaan pada orang tua yang seperti itu.
3.
Pengusahaan
asesmen
Lakukan komunikasi dengan pihak sekolah untuk
melakukan pengetesan anak lambat belajar yang melibatkan psikolog. Hal ini akan
mempermudah pemahaman berbagai pihak, baik orang tua maupun guru terkait kelemahan
yang anak lambat belajar miliki.
4.
Jadilah orang
tua yang bijaksana
Jagalah komukasi orang tua dan anak lambat belajar.
Selain itu, guru juga perlu melakukan hal yang sama. Berikan respon positif
tentang privasinya. Jika memang mereka membutuhkan waktu yang lebih banyak
(waktu ekstra) dalam menulis suatu ujian, berilah perhatian lebih
5.
Adanya pekerjaan
rumah
Anda membutuhkan waktu setiap malam untuk membantu
anak lambat belajar dalam menyelesaikan tugasnya. Itu memang tidak mudah,
tetapi hal itu juga tidak mudah bagi anak lambat belajar jika tidak adanya
suatu kepedulian, seperti penerapan reward.
Jika orang tua bekerja bersama-sama dengan anak lambat belajar, mereka juga
akan belajar tentang bagaimana belajar dari orang tua. Selain itu, orang tua
juga akan mendapati suatu hubungan emosi yang semakin kental dengan anak lambat
belajar.
6.
Kesediaan untuk
melindungi anak
Biasanya beberapa kesalahan dilakukan oleh guru.
Mereka memberikan suatu makna bahwa kesalahan dilakukan oleh anak lambat
belajar, jika anak lambat belajar benar-benar merasa bahwa mereka akan
melakukan hal yang lebih baik jika mendapatkan guru lain atau kurikulum lain.
Maka, bicaralah dengan konselor sekolah untuk pertama kalinya, mereka akan
memberikan respon yang lebih cepat. Jelaskanlah bahwa ini adalah masalah
belajar, bukan masalah administrasi atau yang lain.
Tindak
Lanjut untuk Memenuhi Kebutuhan Anak Lambat Belajar :
Lingkungan
|
Materi
|
Tugas
|
Teknik
dalam Memanajemen
|
Lain-Lain
|
Pengubahan
Pengaturan
|
Gunakan inovasi: penghitungan, penulisan, bermain dan belajar, dll.
|
sederhanadan/ atausingkat
|
pengarahan, kontak positif
|
merujuk padaKelompok Belajar Siswauntuk ide alternatif
|
Mengurangi
gangguan-gangguan
|
Menggabungkan semuagaya belajar (auditory, visual, kinesthetic)
|
Membuat kontak individual
|
penyediaantimbal
balik sesegera mungkin
|
Mendiskusikan ide-idedengan personel sekolah lainnya
|
Adanya
peran orang tua
|
Menggunakan bahan yang tersediadari Bab
Idansumber-sumbaer lain
|
Mencoba intruksi lain dan pemberian test (misal:karya
seni, penggunaan tape recorder, verbal vs. respon
tertulis, teknik "lihat aku", pemetaan dan
pengelompokkan)
|
Berkeliling kelas
|
Meriview semua berkas
|
Pengajar
yang seusia, pengajar yang berasal dari sekolah lain ataupun asisten pengajar
|
Memasukkan komputer sebagai alatuntuk memerintah, melatih,
danmemberikan penguatan
|
Memberikan tugas-tugas pendek yang diperlukan
|
Memanggil nama siswaataumenyentuh mereka sebelum
memberikan perintah
|
Mengatur kembali harapan
|
Mengikuti pembelajaran kelompok dengan kelas lain
|
Mengatur kemajuan
|
Memberikan instruksi yang spesifik
|
Menulis perintah di papan tulis ataumemberikan lembar
perintah
|
|
Kompensasi untuk masalah fisik di dalam kelas
|
Menggunakan beragam pengelompokan
|
Siswa mengulang perintah atau tugas secara lisan
|
Menyediakan
kesempatan untuk membangun kesuksesan
|
|
Mengurangi panjangnya jam sekolah
|
Menggunakan pengelompokan kooperatif
|
|||
Memberikan waktu kepada siswa untuk keluar
daribangkunya untukmelepaskan energinya
|
Menyediakan panduan praktis untukkemampuan lain
|
|||
Pengelompokan silang antar kelas
|