BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Wiliam Kaye Estes lahir tahun 1919, Estes mengawali karir
profesionalnya di University of Indiana. Dia pindah ke Stanford University dan
kemudian ke Rockefeller University, dan mengahiri karirnya di Harvard dimana dia
mendapat gelar profesor emeritus. Tahun 1997 Estes dianugrahi Medal of Science,
yang merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh National Science
Foundation. Penghargaan ini diberikan berkat jasannya “bagi teori kognisi dan
belajar fundamental yang mengubah bidang psikologi eksperimental dan memicu
perkembangan ilmu kognitif kuantitatif.
Dari sekian eksperimen yang dilakukan, Estes berpendapat
bahwa elemen stimulus yang dijadikan sampel pada satu percobaan tertentu
dikondisikan dengan cara all-or-none; namun karena hanya ada sedikit
yang dijadikan sampel pada satu percobaan, belajar berlangsung secara
inkremental atau gradual.
Estes memandang teori sampling stimulus (SST) sebagai
perluasan matematis dari teori transfer elemen identik Thorndike. Yakni, teori
itu dikembangkan untuk membuat prediksi yang tepat tentang transfer training
dari satu situasi ke-situasi yang lain, berdasarkan elemen-elemen stimulus yang
sama untuk keduanya. Dalam SST, belajar terjadi dengan cara sekaligus atau
tidak sama sekali (all-or-none) dan hanya dibutuhkan kontiguitas antara
stimulus dan respons tertentu.
I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas mengenai perkembangan remaja,
masalah yang dapat dirumuskan antra lain :
1.
Bagaimana Konsep Utama Teori Belajar William Kaye Estes?
2. Bagaimana Model Belajar Markov Menurut
Estes?
I.3
Tujuan
Penulisan ini memiliki
beragam tujuan yang ingin dicapai baik
penulis maupun pembaca. Tujuan tersebut antara lain :
1. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori
Pembelajaran
2. Mengetahui dan memahami konsep utama
teori belajar William Kaye Estes
3. Mengetahui
dan memahami model belajar Markov menurut Estes
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Sejarah William Kaye Estes
William Kaye Estes lahir pada tahun 1919, mengawali karier
profesionalnya di University of Indiana. Dia pindah ke Standford University dan
kemudian ke Rockefeller University, dan mengakhiri kariernya di Harvard dimana
dia mendapat gelar professor emeritus. Pada tahun 1997 Estes dianugerahi Medal
of science, yang merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh National
Science foundation. Penghargaan itu diberikan berkat jasanya “bagi teori
kognisi dan belajar fundamental yang mengubah bidang psikologi eksperimental
dan memicu perkembangan ilmu kognitif kuantitatif. Metode modeling kuantitatif
dan penekanannya pada ketepatan dan ketelitian telah menjadi standar bagi ilmu
psikologi modern”. Estes juga terkenal berkat pengembangan teori belajar
statistiknya. Yang mana teorinya ini dapat dianggap sebagai upaya untuk
mengkuantifikasikan teori belajar
Guthrie.
II.2 Konsep Teoretis Utama
Estes menyebutkan beberapa
asumsi tentang teori belajar, yaitu :
Asumsi 1. Situasi belajar terdiri dari banyak
elemen stimulus dalam jumlah tertentu. Stimuli-stimuli itu bisa mencakup
kejadian ekspermental seperti cahaya. Dan bisa juga mencakup stimuli yang dapat
diubah atau stimuli sementara seperti prilaku eksperimenter. Semua elemen
stimulus ini secara kolektif disimbolkan sebagai S. S adalah jumlah total dari
stimuli yang mengiringi satu percobaan dalam situasi belajar.
Asumsi II. Semua rsepons yang diberikan dalam
situasi eksperimental dapat digolongkan menjadi dua kategori. Jika responsnya
adalah yang dicari oleh eksperimenter, maka dinamakan respons A1. Jika resnsponsnya adalah bukan yang
dicari oleh eksperimenter, ia adalah respons yang keliru dan diberi label A2.
Asumsi III. Semua elemen di S dilekatkan dengan
A1 atau A2. Dan disini adalah situasi all
or nothing . Semua unsur stimulus dalam S adalah dikondisikan ke respons yang
diinginkan atau benar (A1) atau ke
respons yang tak relevan atau keliru (A2).
Elemen yang dikondisikan ke A1 akan
menimbulkan respons A1. Dan elemen
yang dikondisikan ke A2 akan
menimbulkan respons A2. Pada awal
eksperimen, hampir semua stimuli akan dikondisikan ke A2 dan akan menimbulkan respons A2.
Asumsi IV. Pembelajar terbatas kemampuannya dalam mengalami S.
pembelajar mengalami hanya sebagian dari stimuli yang tersedia pada setiap
percobaan belajar, dan besarnya sampel diasumsikan tetap konstan disepanjang
eksperimen. Proporsi konstan dari S yang dialami pada awal setiap percobaan
belajar dilambangkan dengan 0 (theta). Sesudah setiap percobaan, elemen dalam 0
dikembalikan ke S. jadi teori Estes mengasumsikan sampling dengan penggantian.
Elemen-elemen yang dijadikan sanpel pada satu percobaan mungkin akan dijadikan
sampel lagi pada percobaan selanjutnya.
Asumsi V. Percobaan belajar berakhir ketika
respons terjadi, jika repons A1 menghentikan
percobaan, elemen stimulus dalam 0 dikondisikan ke respon A1. Seperti Guthrie, Estes menerima penjelasan belajar kontiguitas.
Ketika respon A1 muncul, akan
terbentuk asosiasi antara respons itu dengan stimuli yang mendahuluinya. Yang
kemudian Estes menyebutnya sebagai belajar. State of the system (keadaan
sistem) pada momen tertentu adalah proporsi dari elemen yang dilekatkan ke
respons A1 dan A2.
Asumsi VI. Karena elemen di 0 dikembalikan ke
S pada akhir percobaan, dan karena 0 yang dijadikan sampel pada awal percobaan
belajar pada dasarnya adalah acak, proporsi elemen yang dikondisikan ke A1 dalam S akan tercermin dalam elemen
dalam 0 pada awal setiap percobaan baru. Jika tak satupun dari elemen di S
dikondisikan ke A1, maka 0 tidak akan
memuat elemen yang dikondisikan ke respons yang benar. Jika 50 persen dari
elemen dalam S dikondisikan ke A1, maka
50 persen dari elemen dalam sampel 0 random dari S dapat diperkirakan akan dikondisikan ke A1.
Teori
Estes yang disebut dengan teori belajar statistikal menyatakan bahwa
probabilitas respons A1 sama dengan
proporsi elemen stimulus dalam 0 yang dikondisikan ke A1 pada awal percobaan belajar, dan setiap 0 adalah sampel acak
dari S, jika semua elemen dalam 0 dikondisikan ke A1. Dengan kata lain, probabilitas munculnya respons A1 bergantung pada keadaan sistem.
Dengan
menggunakan asumsi-asumsi di atas, kita dapat menurunkan pernyataan matematika
yang meringkaskan proses belajar seperti dikemukakan oleh Estes.
II. 3 Generalisasi
Generalisasi dari situasi belajar awal ke situasi belajar
lainnya dapat dengan mudah dijelaskan dengan teori sampling stimulus. Estes
menggunakan pendapat soal transfer yang sama dengan pendapat Thorndike dan
Guthrie. Yakni transfer terjadi sepanjang dua situasi memiliki elemen yang
sama.
II.4 Pelenyapan
Estes menjelaskan problem pelenyapan dengan cara yang pada
dasarnya sama dengan yang dilakukan Guthrie karena dalam pelenyapan satu
percobaan biasanya diakhiri setelah subjek melakukan sesuatu selain A1 ,
elemen stimulus yang sebelumnya dikondisikan A1 pelan-pelan akan
kembali lagi ke A2.
II.5 Pemulihan Spontan
Pemulihan spontan adalah munculnya kembali respons yang
dikondisikan setelah respons itu mengalami kelenyapan. Untuk menjelaskan pemulihan
spontan, Estes sedikit memperluas gagasannnya mengenai S. S didefinisikan
sebagai jumlah total dari elemen stimulus yang hadir pada awal percobaan dalam
eksperimen belajar. Kita juga telah mencatat bahwa elemen stimulus ini mencakup
kejadian-kejadian sementara seperti suara tambahan dari luar dan keadaan tubuh
temporer dari keadaan subjek eksperimental. Karena kejadian-kejadian semacam ini adalah
sementara maka semua itu mungkin merupakan bagian dari S pada satu waktu tetapi
bukan pada waktu yang lain. Dengan kata lain hanya elemen-elemen dalam S
sajalah yang dapat diambil sampelnya sebagai bagian dari 0.
Dalam kondisi tersebut di atas adalah mungkin bahwa selama
training respons A1 menjadi dikondisikan kebanyak elemen sementara.
Jika ternyata elemen-elemen itu tidak ada selama proses pelenyapan, respons A1
yang dikondisikan ke elemen itu tidak bisa digeser ke respons A2. Pergeseran
hanya terjadi untuk elemen stimulus yang dijadikan sampel.
II.6 Pencocokan Probabilitas
Eksperimen pencocokan probabilitas tradisional adalah
menggunakan sinyal cahaya yang diikuti dengan satu atau dua cahaya lain. Ketika
sinyal cahaya menyala, subjek percobaan menduga cahaya mana dari dua cahaya
lain yang akan muncul.
II.7
Model Belajar Markov Menurut Estes
Teori belajar statistikal bersifat
probabilistik yaitu variadel bebas yang dipelajari adalah probabilitas respon.
Teori stimulus Estes menerima sudut pandang lnkremental ( gradual) maupun all
or none tentang proses belajar. Sampel
dalam suatu percobaan diambil
dari sebagian kecil dari jumlah total elemen stimulus yang ada. Elemen yang
dijadikan sampel dikondisikan secara all
or none kedalam respon apa saja yang menghentikan percobaan tersebut. Proses
belajar terjadi sedikit demi sedikit sehingga menghasilkan kurva akselerasi
belajar negatif.
II.8
Estes dan Psikologi Kognitif
Pada tahun belakangan ini, Estes lebih menekankan pada mekanisme
kognitif dalam analisis belajarnya. Pada analisis awal,Estes mengikuti pendapat
Guithrie bahwa apapun stimuli yang ada pada saat terminasi akan diasosiasikan dengan
respon yang menghentikan percobaan itu. Namun seiring berjalannya waktu, analisis
Estes belakangan ini lebih kompleks karena mempertimbangkan pula pengaruh
kognitif.
Estes menambahkan elemen ketiga dalam analisisnya yaitu memori atau
ingatan. Menurut Estes, stimuli tidak
langsung menimbulkan respon, tapi ia melibatkan memori tentang
pengalaman sebelumnya sehingga dapat menghasilkan perilaku.
Estes mendeskripsikan apa yang diyakininya terjadi dalam situasi
pengambilan keputusan, dimana respon-respon yang berbeda diasosiasikan dengan
hasil yang berbeda. Memori juga berperan penting dalam analisis Estes terhadap
operasi kognitif tingkat tinggi seperti yang melibatkan bahasa. Estes
mengasumsikan bahwa memori sederhana akan dikombinasikan untuk membentuk memori
kompleks. Perilaku yang melibatkan bahasa lebih mudah dipahami dalam bentuk
operasi kaidah, prinsip dan strategi dari pada bentuk suksesi respon terhadap
stimuli tertentu. Menurut Estes, interaksi proses kognitif yang kompleks dengan stimuli sensoris
yang akan menentukan respon terhadap situasi.
II.9
Model Array Kognitif: klasifikasi dan Kategori
Estes memandang teori sampling stimulus (SST) sebagai perluasan
matematis dari teori transfer elemen identik Thorndike yang bertujuan untuk
membuat prediksi yang tepat tentang transfer training dari satu situasi ke
situasi lain berdasarkan stimulus yang
sama. Meskipun pendekatan Estes ini
sangat kognitif, namun masih terdapat kesamaan antara jenis perilaku yang
diprediksi oleh SST dengan yang
diprediksi oleh model klasifikasinya.
Dalam SST, belajar terjadi dengan cara
sekaligus, dan hanya dibutuhkan kontinguitas antara stimuli dan respon
tertentu. percobaan belajar, sempel
stimulus yang diambil terbatas dari seperangkat stimulus dan respon yang muncul
akan bergantung pada stimuli dalam sampel yang dikaitkan dengan respon itu.
Dalam model klasifikasi kognitif Estes, bagian yang diamati adalah
stimulus kompleks serta mengambil sampel dari ciri-ciri yang menonjol.
Pendekatan ini disebut Estes sebagai
pendelatan kognitif Array model(model Array) . Dalam kasus model Array, karakteristik
stimulus dan designasi kategori disimpan dalam memori sebagai seperangkat Array
yang menyimpan ciri -ciri atau atribut
penting yang siap dipakai untuk membandingkan dengan atribut lain. Perbedaan
yang mendasar antara SST dan Array adalah SST berfokus pada asosiasi stimulus
–respon yang dibentuk dimasa lalu kemudian diasosiasikan, sedangkan Array
berfokus pada klasifikasi kejadian yang ditemui dimasa
sekarang atau yang baru akan ditemui.
SST menghasilkan hubungan stimuli aditif. Analisis ini menggunakan teori transfer elemen
identik thorndike, yang berfungsi untuk memprediksi generalisasi,dan prediksi
untuk problem belajar sederhana . Akan tetapi, kekurangan dari teori ini adalah
teori ini tidak dapat menjelaskan efek destrimental dalam situasi yang muncul
ketika menggunakan stimuli yang berbeda dari konteks yang ada saat training.
II.10
Model Array Mengasumsikan Hubungan Stimulus Multiplikatif
Dalam model Array, kita menilai kesamaan stimuli dalam konteks baru yang
berhubungan dengan stimuli dalam situasi training dengan membandingkan
atribut-atribut dalam elemen itu. Model Array dimaksudkan untuk mendeskripsikan
dan memprediksi bagaimana orang menilai stimuli untuk sikategorikan dalam
kategori spesifik, bukan bagaimana respon yang dikondisilan, digeneralisasi, atau
ditransfer kesituasi baru dan melalui hal tersebut kita dapat menggunakan stimuli
dari problem generalisasi kita untuk memperkenalkan model Array. Yaitu :
1. Item
dalam Satu Kategori adalah Sama Satu dengan yang Lain.
Langkah pertama dalam
mengembangkan model array untuk problem diatas adalah menentukan item-item
didalam kategori.
2. Item-item
Stimulus Mempresentasikan Seluruh Kategori.
Langkah selanjutnya
dalam mengaplikasikan model array
adalah menentukan sejauh mana stimulus parsial adalah mewakili kategorinya
secara kesuluruhan.
Estes (1994) menyatakan
dalam tulisannya bahwa : Pada awal setiap
percobaan setelah yang pertama, subjek menghitung kesamaan anatara
contoh-contoh yang disajikan ke setiap anggota dari array memori saat ini,
menjumlahkan kesamaannya dengan semua anggota yang diasosiasikan dengan
masing-masing kategori, menghitung probabilitas setiap kategori, dan memberikan
respons berdasarkan probabilitas ini. Tentu saja, tidak diasumsikan bahwa
individu menjalankan perhitungan ini seperti yang dilakukan komputer, namun
diasumsikan bahwa sistem pemrosesan penghitungan untuk mendapatkan probabilitas
respons adalah mirip dengan proses yang dihasilkan oleh komputer yang diprogram
untuk mensimulasi itu. Dengan analisis ini, sudah jelas bahwa Estes telah
menyentuh psikologi kognitif.
II.11
Pandangan Estes tentang Perang Penguatan.
Estes percaya bahwa
penguatan akan mencegah terjadinya hilangnya asosiasi dengan cara
mempertahankan asosiasi antara stimuli tertentu dengan respon tertentu.
Menurut Estes, organisme bukan hanya
belajar hubungan S-R tetapi juga hubungan R-O (response-outcome). Yakni,
organisme belajar, dan mengingat, respons mana yang akan menimbulkan
konsekuensi tertentu. Organisme hanya belajar apa yang menimbulkan konsekuensi,
dan informasi ini menentukan respons mana yang akan dipilih.
Dalam analisisnya dalam
penguatan, Estes membuat perbedaan penting antara belajar dan performa.
Meskipun pendapat Estes menekankan mekanisme kognitif (memori) dan ia memandang
penguatan dan hukuman sebagai penyedia informasi bagi organisme, pandangannya
ini masih menganggap manusia itu seperti mesin. Hulse, Egeth, dan Deese
meringkas pendapat Estes tentang bagaimana penguatan dan hukuman secara
otomatis memandu perilaku :
Fungsi
penguatan dalam teori Estes bukan unuk menguatkan secara langsung formasi
asosiasi baru; kontiguitas sederhana sudah cukup. Dalam hal ini dia sejalan
dengan Guthrie. Kejadian penguatan memiliki efek performa, yang dalam term
Guthrie berarti tendensi urutan tertentu dari respons yang telah dipelajari
untuk mendapatkan beberapa capaian final. Fungsi penguatan memiliki adalah
menyediakan umpan balik (feedback) bedasarkan antisipasi.... terhadap imbalan
atau hukuman yangakan datang yang beriringan dengan stimuli yang ada (atau yang
diambil dari memori) dalam situasi belajar sehingga ia memandu munculnya perilaku dalam cara
tertentu. Dengan kata lain, teori Estes menekankan model sibernetika untuk
pengaruhi penguatan terhadap performa: perilaku dipandu ke tujuan dan menjauhi
situasi aversif melalui umpan balik positif atau negatif dari kejadian
penguatan.
Estes, Tolman, dan
Bandura percaya bahwa kita mempelajari apa-apa yang kita lihat dan belajar
bagaimana informasi ini diterjemahkan ke dalam perilaku bedasarkan tujuan
organisme.
II.12
Belajar Untuk Belajar
Kontroversi mengenai
pendapat belajar inkremental versus all-or-none
(terkadang disebut continuity-noncontinuity
controversy) masih ada. Contoh yang tampaknya memuaskan bagi kedua pendapat
yang berseteru itu adalah pendapat awal Estes bahwa, dengan lingkungan belajar
yang kompleks, proses belajar berlangsung dengan cara sekaligus atau tidak sama
sekali (all-or-none), hanya saja ia
berjalan sedikit demi sedikit pada satu waktu. Sesungguhnya, secara logika,
teori belajar inkremental juga dapat direduksi menjadi teori all-or-none.
II.13
Status Terkini Model Matematika untuk Belajar
Pendekatan Estes
sesugguhnya sering disebut sebagai model matematika untuk belajar sebab dia
berusaha menunjukkan bagaimana proses belajar dapat dideskripsikan dalam term
rumus matematika. Karenanya, ketika ada kesempatan untuk menggunakan matematika
dengan cara baru untuk ilmu psikologi, model matematika disambut denga antusias
dan optimis. Belakangan ini ada banyak rumus matematika yang bermacam-macam
untuk mendiskripsikan fenomena belajar yang berbeda-beda. Model matematika
memang belum mengalami sintesis yang berarti; namun ia menjadi ciri dari
pendekatan baru untuk bidang ini.
II.14
Evaluasi Teori Estes
Shepard (1992) melihat
Estes sebagai tokoh utama yang mempengaruhi perubahan arah teori belajar, yang
menggerakkannya di bidang yang berorientasi lebih kognitif yang dicirikan oleh
“paparan formal yang elegan dan ketetapan konseptual. yang dipadukan dengan dasar yang kukuh dalam
observasi. Apabila kita membandingkan matematika SST dengan rumus Hull, kita
melihat bahwa pendekatan Estes cukup sederhana, hanya menggunakan dua faktor
yang mengombinasikan prinsip-prinsip teori probabilitas yang logis. Seperti
Guthrie, teori belajarnya hanya membutuhkan kontiguitas dan, seperti Guthrie
lagi, dia mengemukakan intervensi sebagai penyebab pelenyapan dan lupa. Tetapi,
dalam SST, logika probabilitas dan sampling-lah
yang menimbulkan prediksi teori ini, termasuk kurva belajar atau kurva
pelenyapan.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Wiliam Kaye Estes lahir tahun 1919. Estes mengawali karir
profesionalnya di University of Indiana.
Dari sekian eksperimen yang dilakukan, Estes berpendapat
bahwa elemen stimulus yang dijadikan sampel pada satu percobaan tertentu
dikondisikan dengan cara all-or-none; namun karena hanya ada sedikit
yang dijadikan sampel pada satu percobaan, belajar berlangsung secara
inkremental atau gradual.
Estes memandang teori sampling stimulus (SST) sebagai
perluasan matematis dari teori transfer elemen identik Thorndike. Yakni, teori
itu dikembangkan untuk membuat prediksi yang tepat tentang transfer training
dari satu situasi ke-situasi yang lain, berdasarkan elemen-elemen stimulus yang
sama untuk keduanya. Dalam SST, belajar terjadi dengan cara sekaligus atau
tidak sama sekali (all-or-none) dan hanya dibutuhkan kontiguitas antara
stimulus dan respons tertentu.
III.2 Saran
Seperti yang kita ketagui, bahwa sebagai seorang guru
bimbingan konseling, kita memiliki peran penting dalam membantu siswa baik
dalam bidang pribadi maupun belajar, sehingga sudah sepatutnya kita memahami
berbagai teori belajar yang dapat kita gunakan dalam proses pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hergenhahn,B.R. Olson, Matthew H. 2008.
Theories Of Learning(Teori Belajar). Rawamangun Jakarta: Kencana prenada
media group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar