Bimbingan
karir
Bimbingan karir juga
merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada di
sekolah-sekolah. Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karir adalah bimbingan
dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja
atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku
jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan
pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai
bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap
pengalaman belajar bidang studi.
Bimbingan karir adalah
suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja),
agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan
mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang
diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa
keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya
dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan / karir yang
dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)
Menurut Herr bimbingan
karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang
sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu
individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan
kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan sehingga yang
bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya (Marsudi,
2003:113).
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan terhadap
peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia
kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang
diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan
bertanggungjawab.
Bimbingan Karir Anne Roe

Anne Roe menerima pendidikan di Denver Sekolah
Umum untuk mendapatkan gelar BA dan MA di University of Denver Anne Dilatih
sebagai seorang psikolog klinis dan memegang sejumlah penelitian, hingga
1947 ketika ia menjadi Direktur Studi Ilmuwan disponsori oleh Institut
Kesehatan Mental Nasional. Pada tahun 1952 ia mengadakan Fellowship Pada tahun
1957 ia menjadi dosen psikologi di New York University, tapi pindah ke
Cambridge pada tahun 1959, di mana ia diselenggarakan berturut-turut di Harvard
University tulisan dosen di bidang pendidikan dan asosiasi penelitian;
Direktur, Pusat Penelitian Karir.
Namun Anne Roe kembali bergerak ke arah barat
menjadi dosen psikologi di University of Arizona. Kecuali untuk beberapa tahun
dengan Administrasi Veteran sebagai kepala unit pelatihan,Anne telah terlibat
langsung dalam penelitian. Hal ini telah mencakup topik-topik fungsi
intelektual pada orang dewasa normal, dan gangguan mental, perilaku bayi baru
lahir anak asuh dari latar belakang yang berbeda; efek dari alkohol;
kepribadian dari para ilmuwan dan seniman, psikologi dari pekerjaan, perilaku
dan evolusi , dan psikologi kreativitas.
A.
Latar Belakang Munculnya Teori
Hubungan dini di dalam keluarga dan pengaruhnya
kemudian terhadap arah karir merupakan fokus utama karya Anne Roe (1956). Analisis
tentang perbedaan dalam kepribadian, aptitude, intelligensi, dan latar belakang
yang mungkin terkait dengan pilihan karir merupakan tujuan utama penelitiannya.
Dia meneliti sejumlah ilmuwan terkemuka dalam bidang fisika, biologi, dan
sosial untuk menentukan apakah arah vokasional itu erat hubungannya dengan
perkembangan dini kepribadian.
Roe (1956) menekankan bahwa pengalaman pada awal
masa kanak-kanak memainkan peranan penting dalam pencapaian kepuasan dalam
bidang yang dipilih seseorang. Penelitiannya menginvestigasi bagaimana pola
asuh orang tua (parental styles) mempengaruhi hierarki kebutuhan anak, dan
bagaimana hubungan antara kebutuhan ini dengan gaya hidup masa dewasanya. Dalam
mengembangkan teorinya, dia menggunakan teori Maslow tentang Hierarchy of Needs sebagai dasar.
Struktur kebutuhan seorang individu menurut Roe, sangat dipengaruhi oleh
frustasi dan kepuasan pada awal masa kanak-kanak. Misalnya, individu yang
menginginkan pekerjaan yang menuntut kontak dengan orang (person oriented)
adalah mereka yang didorong oleh kebutuhan yang kuat untuk memperoleh kasih
sayang dan mendapatkan pengakuan sebagai anggota kelompok. Mereka yang memilih
jenis pekerjaan non-person oriented akan memenuhi kebutuhan akan rasa aman pada
tingkat yang lebih rendah. Roe berhipotesis bahwa individu yang senang bekerja
dengan orang adalah mereka yang dibesarkan oleh orang tua yang penuh kehangatan
dan penerimaan, dan mereka yang menghindari kontak dengan orang adalah yang
dibesarkan oleh orang tua yang dingin atau menolak kehadiran anaknya.
Roe (1956) mengklasifikasikan okupasi ke dalam
dua kategori utama: person oriented dan nonperson oriented. Dia berpendapat
bahwa pemilihan sebuah kategori okupasi terutama didasarkan atas struktur
kebutuhan individu tetapi tingkat pencapaian dalam suatu kategori lebih
tergantung pada tingkat kemampuan dan latar belakang sosio-ekonomi individu.
Iklim hubungan antara anak dan orang tua merupakan kekuatan utama yang
membangkitkan kebutuhan, minat, dan sikap yang kemudian tercermin dalam
pemilihan pekerjaan.
Roe memodifikasi teorinya setelah beberapa studi
menyangkal pendiriannya bahwa perbedaan interaksi orang tua-anak menghasilkan
perbedaan dalam pemilihan pekerjaan. Kini dia mengambil posisi bahwa orientasi
dini seorang individu terkait dengan keputusan utama yang diambilnya di
kemudian hari terutama dalam pemilihan okupasi tetapi variable-variabel lain
yang tidak diperhitungkan dalam teorinya pun merupakan faktor-faktor yang
penting.
B.
Inti Teori
Pada dasarnya teori Anne Roe menekankan unsur
perkembangan dalam pilihan karir yang di pengaruhi pola asuh orang tua terhadap
anaknya. Dalam perkembangan jabatan Anne Roe menekankan dampak dari keseluruhan
pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti. Gaya interaksi orang tua
dan anak, serta pengaruh pola pendidikan keluarga menjadi kebutuhan
perkembangan anak yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup
dewasa nanti.
On the basis of her
intensive investigations of scientities’ early childhoods, Anne Roe (1957)
created a theory that emphasizes need satisfaction in career chois. Persons
from child-centered, rejecting, for accepting humes are predisposet to
compensate for ( or duplicate) in their jobs experiences that they missed ( or
enjoyt) in their childhood homes.
Dari pendapat Roe di atas timbulah tiga kategori
pendidikan yang di terapkan oleh orang tua, diantaranya :
1. Menjauhi anak
Perilaku orang tua yang menjauhi anak cenderung
akan bersifat ;
a.
Menolak : dingin, bermusuhan, menunjukkan
kekurangan-kekurangan dan mengabaikan preferensi-preferensi dan opini-opini
anak.
b.
Mengabaikan: memberikan perawatan fisik minimum
tidak memberikan afeksi, dingin tetapi tidak menghina.
2. Konsentrasi Emosional pada Anak
Pemusatan perhatian pada anak memiliki dua
kategori,yaitu :
a.
Overprotecting. Memberikan perlindungan
berlebih-lebihan (cenderung hangat), terlalu baik, penuh kasih sayang,
membolehkan sedikit kebebasan pribadi, melindungi dari yang menyakitkan.
b.
Overdemanding. Terlalu menuntut
(cenderung dingin), menentukan standar-standar tinggi, mendesak untuk
memperoleh prestasi akademik yang tinggi, dalam bentuknya yang ekstrim
cenderung menolak.
3. Penerimaan terhadap Anak
Pola penerimaan terhadap anak di bagi menjadi
dua, yaitu ;
a.
Santai (casual):
sedikit kasih sayang, responsif kalau pikiran tidak kacau, tidak ambil pusing
tentang anak, membuat beberapa peraturan dan tidak melaksanakannya
b.
Penuh kasih (loving):
memberikan perhatian hangat dan penuh kasih sayang, membantu dengan
rancangan-rancangan, menggunakan penalaran dan bukan hukuman, mendorong
independensi.
Dari subdivisi kategori emosional yang ada di
dalam rumah menurut Roe, Kategori penuh kasih, overprotective dan overdemanding
akan cenderung menghasilkan seseorang yang kejuruannya beroriantasi pada kontak
dengan orang lain (Person Oriented).
Sedangkan kategori santai, menolak dan mengabaikan cenderung menghasilkan
seseorang yang kejuruannya beroriantasi pada benda – benda (Non_Person Oriented).
Selain itu Anne Roe juga menerapkan klasifikasi
hirarkis mengenai tahap – tahap kebutuhan (needs)
manusia yang di kemukakan oleh Maslow. Pendapat Maslow, kebutuhan – kebutuhan
pada tahap lebih tinggi tidak akan di rasakan dan di hayati kalau kebutuhan
pada tahap di bawahnya tidak terpenuhi secara memuaskan.
Anne Roe dalam mengembangkan teori Maslow
yang diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Kebutuhan Fisiologis
2.
Kebutuhan rasa aman (psikis dan fisik)
3.
Kebutuhan kasih sayang dan kebersamaan
4.
Kebutuhan penghargaan diri
5.
Kebutuhan aktualisasi diri
Dengan demikian struktur kebutuhan seorang
individu, menurut Roe, sangat dipengaruhi oleh frustasi dan kepuasan pada awal
masa kanak-kanak. Misalnya, individu yang menginginkan pekerjaan yang menuntut
kontak dengan orang adalah mereka yang didorong oleh kebutuhan yang kuat untuk
memperoleh kasih sayang dan mendapatkan pengakuan sebagai anggota kelompok.
Mereka yang memilih jenis pekerjaan non-orang akan memenuhi kebutuhan akan rasa
aman pada tingkat yang lebih rendah. Roe berhipotesis bahwa individu yang
senang bekerja dengan orang adalah mereka yang dibesarkan oleh orang tua yang
penuh kehangatan dan penerimaan, dan mereka yang menghindari kontak dengan
orang adalah yang dibesarkan oleh orang tua yang dingin dan/atau menolak
kehadiran anaknya.
Roe menggolongkan seluruh jabatan atas dua
kategori dasar, yaitu :
1.
Person Oriented, jabatan yang
berorientasi pada kontak dengan orang lain. Misalnya orang – orang yang suka
bekerja bersama dengan orang lain, di anggap cenderung demikian karena mereka
menghayati kebutuhan yang kuat untuk di terima baik oleh orang lain. Semua
orang ini di didik oleh orang tua yang menunjukan sikap menerima dan
menyayangi.
Contohnya : jasa, bisnis, menejemen, pelayanan
sosial, dan aktivitas dibidang cultural.
2.
Non- Person Oriented, yang berorientasi pada
benda-benda. Misalnya orang- orang yang lebih suka bekerja dengan menangani
barang atau benda tanpa mencari kontak dengan individu di sekitarnya itu di
anggap berkecenderungan demikian karena mereka menghayati kebutuhan yang kuat
untuk merasa aman dan terlindung dari bahaya.
Contohnya : teknologi, pekerjaan di lapangan
seperti pertanian dan pertambangan dan penelitian ilmiah.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas Anne Roe
mengkategorikan klasifikasi pekerjaan seperti table yang di bawah ini.
TABEL I
KLASIFIKASI JABATAN
MENURUT ANNE ROE
Kelompok
|
Tingkatan
|
Pemberi Layanan (service)
Usaha atau Dagang (Business Contact)
Organisasi (Organijation)
Teknologi (Technology)
Pekerjaan Lapangan (Out door)
Pengetahuan (Science)
Budaya (General Cultural)
Seni dan Pertunjukan (Art and Entertainment)
|
Profesional dan Manajerial II
Profesional dan Manajerial II
Semi Profesional dan Small Business
Skilled
Semiskilled
Unskilled
|
Orang/seseorang yang memiliki kecenderungan lebih banyak berorientasi orang,
kebanyakan memilih kelompok I, II, VII ,dan VIII, yaitu : kelompok pemberian
layanan (service), usaha atau dagang (business contract), budaya (general
cultural), serta seni dan pertunjukan (art and entertainment).
Sedangkan orang yang memiliki kecenderungan lebih banyak berorientasi kepada
bukan orang atau kebendaan kebanyakan memilih kelompok IV, V, dan VI yaitu :
kelompok teknologi (technology), pekerjaan lapangan (out door), dan pengetahuan
(science).
Dalam bukunya The Psichology Of
Occupations(1956), Menurut Roe kategori jabatan di tentukan oleh kemampuan
seseorang dan latar belakang sosial-kulturalnya. Menegaskan pula bahwa rata –
rata anak yang berusia 18 tahun kepentingannya akan cenderung mengkristal pada
populasi umum. Berlainan dengan karya tulisnya yang terbit (1972) Roe
meninggalkan pandangannya bahwa corak pergaulan orang tua dan anak yang berbeda
- beda akan menghasilkan pilihan jabatan yang berlainan. Dalam hal ini Samuel
H. Osipow (1973) berpendapat bahwa konselor sekolah dapat membantu orang muda
yang belum mengenal dirinya sendiri mengenai pengaruh kebutuhan pokok yang
melandasi motifasinya dalam memperjuangkan suatu gaya hidup (life style). Dengan demikian konselor
sebaiknya meningkatkan tahap kebutuhan klien karena jaminan ekonomis saja tidak
membuat orang dewasa selalu merasa bahagia.
C.
Keunggulan dan Kelemahan Teori
1.
Keunggulan
Dengan adanya teori Roe ini dapat mempermudah
mengklasifikasikan jabatan apa yang sesuai dengan potensi individu tersebut
berdasarkan pola asuh orang tua, interaksi, serta pemenuhan kebutuhan.
Dengan melihat cultural seseorang maka dalam
penyesuaian diri di lingkungan pekerjaan akan lebih mudah untuk mempertahankan
jabatannya.
Memudahkan konselor dalam memberikan layanan karir kepada
klien dengan melihat latar belakang klien di masa kecil.
Memudahkan konselor dalam memberikan layanan karir pada
kliennya, karena menurut roe karir anak di pengaruhi oleh pola asuh orang tua.
2.
Kelemahan
Dalam menentukan jabatan karir tidak menggunakan nilai
studi sebagai acuannya sehingga pendidikan kurang di minati.
Karena hanya faktor kemampuan dan cultural saja yang di
tekankan di dalam pencapaian suatu karir maka individu hanya menggunakan tenaga
untuk mencapai aktualisasi diri.
Teori Anne Roe tidak memandang bakat , minat, dan motivasi
yang dimiliki anak.
Menjadi beban psikis pada diri anak, apabila anak tidak
mencapai kebutuhan yang diinginkan orang tua secara maksimal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar