Senin, 16 April 2012

PEREKEMBANGAN REMAJA



A.    Definisi Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata bedanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Bangsa primitive memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan; anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.
Istilah adolescence seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia delapan belas tahun, bukan dua puluh satu tahun seperti sebelumnya. Perpanjangan masa remaja, setelah individu matang secara seksual dan sebelum diberi hak serta tanggung jawab orang dewasa mengakibatkan kesenjangan antara apa yang secara populer dianggap budaya remaja dan budaya dewasa. Budaya ini memiliki hierarki sosialnya sendiri, gaya penampilannya sendiri, nilai-nilai dan norma perilakunya sendiri.
Sedangkan beberapa definisi dari ahli lain tentang remaja adalah sebagai berikut :
Menurut Mohammad Salleh Lebar, pada masa kini istilah remaja adalah untuk jangka masa di antara 15-25 tahun, yaitu satu jangka masa yang dianggap begitu panjang. Empat puluh tahun yang lampau, jangka masa remaja boleh dikatakan pendek yaitu di antara peringkat umur 15-20 tahun saja.
Menurut Abd Majid dan Rahill Mahyuddin, remaja merupakan satu zaman yang bermula dari baligh dan berakhir apabila seseorang itu menjadi dewasa. Berbagai pancaroba yang berlaku di zaman remaja ini. G. Stanley menamakan zaman remaja sebagai zaman storm dan stress. Jadi, bolehlah dirumuskan bahawa semua tugas perkembangan zaman remaja ialah satu persediaan yang perlu untuk seseorang kanak-kanak itu menjadi orang dewasa yang berperwatakan sehat dan dinamik.
Menurut Boon Pong Ying dan Ragbir Kaur, peringkat remaja adalah bermula dari umur 12-18 tahun. Pada peringkat ini kanak-kanak akan mencapai tahap kematangan akil baligh dan menyadari tentang perubahan bentuk badan mereka. Mereka akan menerima perubahan fisikal mereka dan menggunakannya dengan cara yang paling berkesan.
Menurut Kathleen dan Joseph (1989), masa remaja adalah satu tempoh penangguhan psikososial, satu tempo peralihan yang panjang di antara peringkat kanak-kanak kepada peringkat dewasa, yang mungkin ataupun tidak mungkin disambut oleh individu tersebut sebagai satu peluang untuk menerka ke alam diri sendiri. Dengan kata lain, remaja bermaksud sebagai satu zaman peralihan dari peringkat zaman kanak-kanak ke peringkat bebas/zaman dewasa. Zaman inilah para remaja senantiasa dibekali oleh peraturan-peraturan agama, sosial dan pembangunan. Seandainya mereka gagal mengawasi tugas-tugas perkembangan yang dilalui tersebut, maka mereka akan menghadapi masalah dan tekanan. Pepatah inggris menyatakan bahwa zaman remaja adalah seperti kehidupan kupu-kupu di waktu malam yang sentiasa mencari tempat yang ada sinaran cahaya. Jadi, pada masa kini remaja akan sentiasa keluar dari rumah untuk mendapatkan hiburan dan keseronokan terutama di tempat- tempat yang menjadi tarikan orang ramai tanpa mengira waktu siang ataupun malam.
Ketibaan baligh (puberty) biasanya dikaitkan dengan permulaan peringkat remaja. Baligh bermaksud kematangan sistem pembiakan, sosial dan fizikal. Pada peringkat ini remaja akan mengalami perubahan dari segi struktur tubuh badan, kecerdasan, tanggapan, minat, nilai dan pegangan agama. Biasanya remaja yang normal dan berfikiran waras mulai mengurangi tergantung pada keluarga bagi mendapatkan ilmu dan kemahiran tertentu. Mereka tidak terikat atau mengharapkan orang tua lagi dalam memandu arah kehidupan yang dituju. Remaja yang berumur 15 tahun ke atas biasanya sudah pandai mengawal diri sendiri dan menggunakan masa lapang untuk melakukan perkara-perkara yang berfaedah.

B.     Perkembangan Fisik Remaja
Perkembangan manusia berjalan secara kontinue dan tidak secara serempak, tetapi bagian yang satu dan yang lain dapat pula terjadi secara bersamaan .Pertumbuhan perkembangan itu mempunyai irama dan waktu yang relative berbeda antara individu yang satu dengan lainnya.
Dalam persiapan remaja/pra remaja kelenjar-kelenjar dalam reproduksi hormon menunjukkan labih aktif, yang menyebabkan pertumbuhan nampak perubahan pada fisik maupun psikis/mental.
Pada masa remaja awal sering disebut masa puber yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menampakkan perkembangan seksual.
            Sejak manusia lahir sebenarnya sudah ada hormon tumbuh yang mempengaruhi pertumbuhan diantara organ-organ tidak sama.
            Pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna pada saat masa puber berakhir ,dan juga belum sepenuhnya sempurna pada masa akhir remaja awal. Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan dan perkembangan internal lebih menonjol daripada perkembangan eksternal. Hal ini tidak mudah diamati dan diketahui sebagaimana halnya pertumbuhan tinggi dan berat tubuh atau seperti perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
            Pertumbuhan tinggi/panjang tubuh pria dan wanita hingga umur 9 tahun dapat dikatakan berjalan sama. Sesudah itu percepatan pertumbuhan pada wanita berjalan lebih dulu dibanding lelaki. Pertumbuhan wanita dimulai lebih dulu, pada wanita usia 12-13 tahun menjadi Nampak lebih besar dari anak pria, tetapi selanjutnya anak pria segera menyusul dan melebihi anak wanita. Menurut Nicolsen dan Hanley, pertumbuhan  maksimum yang dicapai anak wanita terjadi pada usia rata-rata 11,5 tahun dan 13,8 tahun pada anak pria artinya pada usia kronologis terjadi penambahan ukuran tinggi badan yang paling besar.
            Pertumbuhan berat badan berjalan paralel dengan tinggi badan. Antara pria dan wanita ada perbedaan terjadinya tambahan berat,anak pria karena bertambah kuat susunan urat daging,sedang anak wanita karena bertambahnya jaringan  pengikat dibawah kulit pada bagian-bagian tertentu hingga memperoleh bentuk khas wanita. Pria juga mempunyai bentuk khas, bahunya menjadi membesar. Baik wanita maupun pria, pangkal tenggorokan membesar hingga pita suara menjadi labih panjang. Perubahan pita suara itu menyebabkan gadis mendapatkan pita suara yang penuh dan hangat dibanding anak kecil yang melengking suaranya. Anak pria suaranya juga menjadi berat, namun karena secara anatomik yang cepat mendahului penyesuaian syaraf timbul keadaan yang khas pada pria,kadamg-kadang terdengar suara yang tinggi diantara yang berat.
Perubahan Tubuh selama masa remaja diamati melalui dua aspek yakni eksternal dan internal
1.    Perubahan Eksternal
a.       Tinggi
Rata-rata  anak perempuan mencapai tinggi yang matang  antara usia tujuh belas dan delapan belas tahun,dan rata-rata anak laki-laki kira-kira seahun sesudahnya.
b.      Berat
Perubahan berat mengikuti jadwal yang sama dengan perubhan tinggi.Tetapi berat badan sekarang tersebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya hanya mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.
c.       Proporsi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik.Misalnya,badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu panjang.
d.      Organ Seks
Baik organ seks pria maupun organ seks wanita mencapai ukuran yang matang pada akhir masa remaja,tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
e.       Ciri-ciri seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir masa remaja.

2.      Perubahan Internal
a.       Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampaui pipa,usus bertambah panjang dan bertambah besar,otot-otot diperut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat,hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
b.      Sistem Peredaran Darah
Jantung Tumbuh Pesat selama masa remaja,pada usia tujuh belas atau delapan belas,beratnya du belas kali berat pada waktu lahir.Panjang dan teal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
c.       Sistem Pernapasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hamper matang pada usia tujuh belas tahun,anak laki-laki mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian.
d.      Sistem Endokrin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh system endokrin pada awal masa puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran matang sampai akhir masa remaja atau awal  masa dewasa.
e.       Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas. Jaringan, sel tulang, teru berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.

Variasi dalam Perubahan Fisik
Seperti pada semua usia, dalam perubahan fisik juga terdapat perbedaan individual. Perbedaan seks sangat jelas. Meskipun anak laki-laki memulai pertumbuhan pesatnya lebih lambat daripada anak perempuan, pertumbuhan laki-laki berlangsung lebih lama, sehingga pada saat matang biasanya laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Karena otot laki-laki tumbuh lebih besar daripada otot anak perempuan. Setelah masa puber, kekuatan anak laki-laki melebihi kekuatan anak perempuan, dan perbedaan ini terus meningkat.
C.    Perkembangan Psikologis Remaja
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Perubahan pada tahun-tahun awal masa puber terus berlangsung tetapi berjalan agak lambat. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Oleh karena itu perlu dicari keterangan lain yang menjelaskan ketegangan emosi yang sangat khas pada usia ini.
Penjelasan diperoleh dari kondisi social yang mengelilingi remaja masa kini. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada di bawah tekanan social dan menghadapi kondisi baru sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu.
Meskipun emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali dan tampaknya irasional, tetapi pada umumnya pada tahun ke tahun terjadi perubahan perilaku emosional.
Pola emosi pada masa remaja adalah sama dengan pola emosi pada masa kanak-kanak. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat dan khususnya pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Misalnya perlakuan sebagai “anak kecil” atau secara “tidak adil” membuat remaja sangat marah dibandingkan dengan hal-hal lain.
Sedangkan untuk kematangan emosi adalah bahwa individu menilai situasi secara kritis terlebih dulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berfikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang orang yang tidak matang. Dengan demikian, remaja mengabaikan banyak rangsangan yang tadinya dapat menimbulkan ledakan emosi. Akhirnya remaja yang emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain, seperti dalam periode sebelumnya.
Untuk mencapai kematangan emosi remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Adapun caranya adalah dengan membicarakan berbagai masalah pribadinya dengan orang lain. Keterbukaan, perasaan dan masalah pribadi dipengaruhi sebagian oleh rasa aman dalam hubungan sosial dan sebagian oleh tingkat kesukaannya pada “orang sasaran” (yaitu orang yang kepadanya remaja mau mengutarakan berbagai kesulitannya dan oleh tingkat penerimaan orang sasaran itu).


D.    Perkembangan Seksual Remaja
Sedangkan untuk ciri-ciri seksual terdiri atas ciri-ciri primer dan sekunder.
1.      Ciri-ciri atau tanda-tanda primer,yaitu organ tubuh yang langsung berhubungan dengan proses reproduksi dan alat kelamin yaitu rahim,saluran telur,vagina,bibir,kemaluan dan klitoris bagi wanita,sedangkan untuk pria yaitu penis,testis dan skotrum.
2.      Ciri-ciri kelamin sekunder,yaitu cirri-ciri jasmaniah yang tak langsung  berhubungan dengan proses repoduksi.Pada wanita yaitu basis rambut kemaluan,merupakan gambar segitiga bagian atas,sedang pada pria segitiga dengan ujung atas,dibawah pusar.Bagi wanita pinggul melebar sedangkan pada pria bagian bahu yang melebar.Pertumbuhan rambut pada wanita  terbatas diatas kepala,ketiak dan alat kemaluan,sedangakan pada pria masih mengalami pertumbuhan rambut ditempat lain,yaitu kenig,janggut,kaki,tangan,dan bidang-bidang dada.
            Gejala pemasakan seksual pada wanita lebih nyata ,yaitu datangnya menarche atau haid pertama,meskipun masih sangat sedikit. Untuk mencapai kemasakan yang sempurna memkan waktu sekitar 1-1,5 tahun.
            Pada pria pelepasan air mani (ejakulasi) yang disebut pula nochturnal emissions,atau mimpi basah, meskipun jumlah sperma masih sangat sedikit. Baik pertumbuhan ovum maupun sperma mula-mula ikut mempercepat tumbuhnya kerangka.Monks dkk(1982:277), sementara  pendapat mengatakan  bahwa pemasakan seksual pada wanita  dimulai dengan tanda kelamin sekunder lebih dulu yaitu timbulnya payudara, pada usia sekitar 8-13 tahun, puting agak mencuat. Setelah beberapa lama, yaitu menjelang menarche jaringan pengikat mulai tumbuh hingga peyudara memperoleh bentuk yang dewasa. Kelenjar payudara baru bereaksi pada masa kehamilan dan produksi air susu terjadi pada akhir kehamilan. Pada pria kemasakan seksual dimulai dengan pertumbuhan testis (kelamin primer) sekitar usia 9,5 tahun hingga 13.5 tahun dan berakhir sekitar usia 13.5 tahun sampai dengan 17 tahun.
Hormon-Hormon Seksual pada Remaja
Di balik munculnya kumis untuk pertama kalinya pada anak laki-laki  dan melebarnya pinggul pada perempuan, terdapat aliran hormon-hormon yaitu zat kimia yang kuat yang diciptakan  oleh kelenjar endokrin dan dibawa ke seluruh tubuh melalui  aliran darah.Terdapat dua jenis hormon yang memiliki kadar kepekatan yang berbeda pada laki-laki dan perempuan ,yaitu androgen, jenis utama dari hormone seks laki-laki dan estrogen, jenis jenis utama dari hormon seks perempuan. Meskipun fungsi-fungsi hormon ini lebih kuat pada salah satu jenis kelamin, kedua hormon itu dihasilkan oleh laki-laki maupun perempuan.
Testosteron adalah androgen yang berperan penting bagi perkembangan pubertas laki-laki.Selama masa pubertas, munculnya kadar testosteron berkaitan dengan sejumlah perubahan fisik laki-laki, termasuk pertumbuhan genital eksternal, bertambahnya tinggi badan, berat badan dan perubahan suara (Hiort,2002). Kadar testosteron pada laki-laki juga berkaitan dengan hasrat dan aktivitas seksual (Cameron,2004). Estradiol adalah estrogen yang berperan penting dalam perkembangan pubertas perempuan. Ketika kadar estradiol meningkat, terjadilah perkembangan payudara, perkembangan rahim dan perubahan kerangka. Identitas hormon yang berkontribusi terhadap hasrat seksual dan aktivitas pada remaja perempuan kurang terlihat jelas pada perempuan dibandingakan pada laki-laki (Cameron,2004). Kedua hormon itu meningkat pada laki-laki maupun perempuan selama masa perempuan. Dalam sebuah studi ditemukan bahwa kadar testosteron meningkat besar 18 kali lipat pada laki-laki dan 2 kali lipat pada perempuan selama masa pubertas, kadar estradiol meningkat sebesar 8 kali lipat pada perempuan namun hanya 2 kali lipat pada laki-laki selama masa pubertas.
Sistem Endokrin dimasa pubertas melibatkan interaksi dan hipotalamus, kelenjar pituitary dan gonad(kelenjar seks). Otak yang memonitor kegiatan makan, minum dan seks. Kelen pituitary adalah kelenjar endokrin yang mengontril pertumbuhan dan meregulasi kelenjar-kelenjar lain. Gonad adalah kelenjar seks-testis  pada laki-laki, indung telur pada perempuan. Cara kerja sistem endokrin yaitu dengan kelenjar pituitary mengirimkan sebuah sugnal melalui gonadotropin (hormon yang merangsang kelenjar seks) ke testis dan indung telur untuk menghasilkan hormon. Kemudian melalui interaksi dengan hipotalamus, kelenjar pituitary berusaha mendeteksi kapan dicapai kadar yang optimal dari hormon dicapai dan berusaha mempertahankannya melalui sekresi gonadotropin tambahan.
Kadar hormone seks diatur oleh kelenjar pituitary, yaitu FSH (follicle-stimulating hormone) dan LH (lutenizing hormone). FSH merangsang perkembangan kantung rambut (follicle) pada perempuan dan sperma pada laki-laki. LH meregulasi sekresi estrogen dan perkembangan ovum pada perempuan serta testosterone pada laki-laki. Di samping itu, hipotalamus mengeluarkan sebuah zat yang disebut GnRNH (gonadotropin-releasing hormone).
            Hormon-hormon ini diatur oleh sistem umpan balik negatif. Apabila munculnya kadar hormon seks terlalu tinggi, hipotalamus dan kelenjar pituitari akan mengurangi stimulasinya dari gonad, mengurangi reproduksi hormon-hormon seks. Apabila kadar hormon seks terlalu rendah, hipotalamus dan kelenjar pituitari akan meningkatkan reproduksi hormon seks.
            Pada laki-laki, produksi kelenjar pituitari dari LH akan merangsang testis untuk menghasilkan  testosteron. Ketika kadar testosteron terlalu tinggi, hipotalamus akan mengurangi produksi GnRH, yang  selanjutnya aka mengurangi produksi dari LH. Ketika kadar testosteron gagal sebagai dampaknya, hipotalamus mulai menghasilkan gnRH lebih banyak lagi dan siklus tersebut dimulai lagi. Pada perempuan, sistem umpan balik negatif tersebut bekerja  dengan cara yang serupa, kecuali mbahwa LH da GnRH meregulasi indung telur dan menghasilka esterogen.
            Kadar hormon seks itu rendah di masa kanak-kanak namun meningkat di masa pubertas. Termostat yang disetel di 50 derajat Farenheit di masa kanak-kanak, sekarang disetel di 80  derajat Farenheit. Di lingkungan yang lebih tinggi, gonad harus menghasilkan lebih banyak hormon seks dan inilah yang terjadi di masa pubertas.
E.     Bentuk Perilaku Menyimpang Saat Remaja
1.      Obat-obatan terlarang
1.      Alkohol
Alkohol adalah obat-obatan yang paling banyak digunakan oleh remaja di masyarakat kita. Bagi mereka, alkohol memberi saat-saat yang nikmat, juga saat-saat sedih. Alkoholisme ialah pembunuh ketiga di Amerika Serikat. Mayoritas tindakan kaum laki-laki agresif terhadap kaum perempuan, pelakunya di bawah pengaruh alkohol. Dari sejumlah kejadian mengendarai mobil dalam keadaan mabuk dan menyerang kaum perempuan, para pelakunya adalah remaja.
2.      Kokain
Kokain adalah obat yang sangat kontroversial. Para pengguna menyebutnya memberi rasa gembira, membuat mereka merasa enak, dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. hal itu benar, akan tetapi, kokain memiliki potensi efek kardiovaskulerdan kecabduan secara potensial. Efek dari kokain adalah perasaan senang yang tinggi yang kemudian hilang, disusul dengan perasaan depresi, lesu (lethargy), susah tidur (insomnia), dan cepat marah (irritability). Efek kokain yang memuncak, dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau serangan otak. Meningkatnya jumlah kematian yang berkaitan denagn kokain memang murni diakibatkan oleh efek dari zat tersebut.
3.      Peran-peran Perkembangan, Orang Tua, dan Teman-teman Sebaya dalam Penyalahgunaan Obat-obatan di Kalangan Remaja
Kebanyakan remaja menjadi pengguna obat-obatan pada suatu masa tertentu dalam perkembangan mereka, apakah terbatas pada alcohol, kokain, kafein atau meluas ke ganja dan obat-obatan keras. Hal yang memprihatinkan adalah karena remaja khususnya menggunakan obat-obatan sebagai suatu cara untuk mengatasi stress, sehingga tampak bahwa hal ini dipengaruhi oleh kurangnya perkembanagan keterampilan menghadapi masalah secara kompeten dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Para peneliti juga menemukan bahwa penggunaan alcohol pada masa anak-anak atau masa remaja awal memiliki dampak jangka panjang yang lebih merusak proses perkembangan perilaku yang bertanggung jawab dan kompeten dari pada bial penggunaan obat-obatan terjadi pada masa remaja akhir (Newcomb & Bentler, 1989). Bila remaja menggunakan obat-obatan untuk mengatasi stres  , remaja awal seringkali memasuki peran orang dan dewasa dalam pernikahan dan pekerjaan secara prematur, tanpa perkembangan sosio-emosional yang memadai sehingga lebih berpeluang untuk mengalami kegagalan dalam peran-peran orang dewasa.
Orangtua, teman sebaya, dan dukungan sosial memainkan peran penting dalam mencegah penyalahgunaan obat-obatan di kalangan remaja (Cohen, Brook, & Kandel, 1991; Pentz, 1994; Tildesley & Duncan, 1994). Relasi yang positif dengan orangtua dan orang lain penting dalam mengurangi penggunaan obat-obatan oleh remaja. Daalm sebuah studi, dukungan sosial (yang terdiri dari relasi yang baik denagn orangtua, saudara-saudara kandung, orang-orang dewasa, dan teman-teman sebaya) selama masa remaja secara nyata   mengurangi penyalahgunaan obat-obatan. Dalam studi lain, remaja cenderung menggunakan obat-obatan bila kedua orangtua mereka menggunakan obat-obatan (Kandel, 1974).
2.      Kenakalan Remaja
Istilah Kenakalan remaja (juvenile delinquency) mengacu kepada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial (seperti bertindak berlebihan di sekolah), pelanggaran (seperti melarikan diri dari rumah) hingga tindakan-tindakan criminal (seperti mencuri).
Beberapa prediktor kenakalan remaja meliputi identitas (identitas negatif), pengendalian diri (derajat rendah), usia (telah muncul pada usia dini), jenis kelamin (laki-laki), harapan-harapan pendidikan (harapan-harapan yang rendah, komitmen yang rendah), pengaruh teman sebaya (pengaruh berat tidak mampu menolak), status sosio ekonomi(rendah), peran orangtua (kurangnya pemantauan, dukungan yang rendah, dan disiplin yang tidak efektif), dan kualitas lingkungan (perkotaan, tingginya kejahatan, tingginya mobilitas). 
Orangtua dari remaja yang nakal kurang terampil mengatasi perilaku antisosial dibandingkan orangtua dari remaja yang tidak nakal. pemantauan orangtua atas remaja penting khususnya dalam melihat apakah remaja mulai menjadi nakal. Dalam suatu penelitian, pemantauan orangtua atas keberadaan remajanya merupakan faktor keluarga yang paling penting dalam meramalkan kenakalan.
Cara-cara pencegahan dan penanganan kenakalan remaja (Dryfoos, 1990):
Ø  Program harus lebih luas cakupannya daripada hanya sekadar berfokus pada kenakalan.
Ø  Program harus memiliki komponen-komponen ganda, karena tidak ada satupun komponen yang berdiri sendiri dapat memerangi kenakalan remaja
Ø  Program-program harus  sudah dimulai sejak awal masa perkembangan anak untuk mencegah masalah belajar dan masalh perilaku
Ø  Sekolah memainkan peran penting
Ø  Upaya-upaya harus diarahkan pada perubahan institusional daripada perubahan individual
Ø  Pengembangan program yang sifatnya kesinambungan
3.      Bunuh Diri
Bunuh Diri merupakan penyebab kematian pada kelompok usia remaja dan dewasa muda. Laki-laki kira-kira tiga kali lebih cenderung melakukan bunuh diri daripada perempuan, ini mungkin karena metode-metode mereka lebih aktif dalam mencoba bunuh diri-menembak, misalnya. Sebaliknya perempuan lebih cenderung menggunakan metode-metode yang pasif, seperti pil tidur, yang cenderung kurang mematikan.     Walaupun kaum laki-laki lebih sering melakukan bunuh diri, kaum perempuan jauh lebih sering mencoba melakukan bunuh diri (Maltsberger, 1988).
Umumnya bunuh diri dikaitkan dengan faktor-faktor proksimal dan distal. Faktor-faktor proksimal, atau kondisi saat ini dapat memicu suatu upaya bunuh diri. Keadaan-keadaan yang penuh ketegangan, seperti kehilangan pacar dapat memicu upaya bunuh diri.
Pengalaman-pengalaman distal, atau pengalaman masa lalu juga seringkali terlibat dalam upaya bunuh diri (Reinherz, dkk, 1994). Begitu pula kurangnya dorongan afeksi dan dukungan emosional, pengendalian yang ketat, dan tekanan untuk berprestasi oleh orangtua selama masa anak-anakyang berkaitan dengan depresi remaja, begitu juga dengan kombinasi pengalaman-pengalaman keluarga cenderung memunculkan faktor-faktor distaldalam upaya bunuh diri. Kurangnya persahabatan yang mendukung juga mungkin juga mungkin menjadi pemicu.
Sama seperti faktor-faktor genetik yang berkaitan dengan depresi, faktor genetik juga berkaitan dengan bunuh diri. Semakin dekat hubungan seseorang dengan seseorang yang yang melakukan bunuh diri, semakin besar kemungkinan orang itu melakukan bunuh diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar