Rabu, 04 April 2012

Makalah Teori Pembelajaran Kaye Estes


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Wiliam Kaye Estes lahir tahun 1919, Estes mengawali karir profesionalnya di University of Indiana. Dia pindah ke Stanford University dan kemudian ke Rockefeller University, dan mengahiri karirnya di Harvard dimana dia mendapat gelar profesor emeritus. Tahun 1997 Estes dianugrahi Medal of Science, yang merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh National Science Foundation. Penghargaan ini diberikan berkat jasannya “bagi teori kognisi dan belajar fundamental yang mengubah bidang psikologi eksperimental dan memicu perkembangan ilmu kognitif kuantitatif.
Dari sekian eksperimen yang dilakukan, Estes berpendapat bahwa elemen stimulus yang dijadikan sampel pada satu percobaan tertentu dikondisikan dengan cara all-or-none; namun karena hanya ada sedikit yang dijadikan sampel pada satu percobaan, belajar berlangsung secara inkremental atau gradual.
Estes memandang teori sampling stimulus (SST) sebagai perluasan matematis dari teori transfer elemen identik Thorndike. Yakni, teori itu dikembangkan untuk membuat prediksi yang tepat tentang transfer training dari satu situasi ke-situasi yang lain, berdasarkan elemen-elemen stimulus yang sama untuk keduanya. Dalam SST, belajar terjadi dengan cara sekaligus atau tidak sama sekali (all-or-none) dan hanya dibutuhkan kontiguitas antara stimulus dan respons tertentu.

I.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas mengenai perkembangan remaja, masalah yang dapat dirumuskan antra lain :
1. Bagaimana Konsep Utama Teori Belajar William Kaye Estes?
2. Bagaimana Model Belajar Markov Menurut Estes?



I.3 Tujuan

Penulisan ini memiliki beragam tujuan  yang ingin dicapai baik penulis maupun pembaca. Tujuan tersebut antara lain :
1.      Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Pembelajaran
2.      Mengetahui dan memahami konsep utama teori belajar William Kaye Estes
3.      Mengetahui dan memahami model belajar Markov menurut Estes




BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Sejarah William Kaye Estes

William Kaye Estes lahir pada tahun 1919, mengawali karier profesionalnya di University of Indiana. Dia pindah ke Standford University dan kemudian ke Rockefeller University, dan mengakhiri kariernya di Harvard dimana dia mendapat gelar professor emeritus. Pada tahun 1997 Estes dianugerahi Medal of science, yang merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh National Science foundation. Penghargaan itu diberikan berkat jasanya “bagi teori kognisi dan belajar fundamental yang mengubah bidang psikologi eksperimental dan memicu perkembangan ilmu kognitif kuantitatif. Metode modeling kuantitatif dan penekanannya pada ketepatan dan ketelitian telah menjadi standar bagi ilmu psikologi modern”. Estes juga terkenal berkat pengembangan teori belajar statistiknya. Yang mana teorinya ini dapat dianggap sebagai upaya untuk mengkuantifikasikan teori belajar  Guthrie.

II.2 Konsep Teoretis Utama

 Estes menyebutkan beberapa asumsi tentang teori belajar, yaitu :
Asumsi 1. Situasi belajar terdiri dari banyak elemen stimulus dalam jumlah tertentu. Stimuli-stimuli itu bisa mencakup kejadian ekspermental seperti cahaya. Dan bisa juga mencakup stimuli yang dapat diubah atau stimuli sementara seperti prilaku eksperimenter. Semua elemen stimulus ini secara kolektif disimbolkan sebagai S. S adalah jumlah total dari stimuli yang mengiringi satu percobaan dalam situasi belajar.

Asumsi II. Semua rsepons yang diberikan dalam situasi eksperimental dapat digolongkan menjadi dua kategori. Jika responsnya adalah yang dicari oleh eksperimenter, maka dinamakan respons A1. Jika resnsponsnya adalah bukan yang dicari oleh eksperimenter, ia adalah respons yang keliru dan diberi label A2.

Asumsi III. Semua elemen di S dilekatkan dengan A1 atau A2. Dan disini adalah situasi all or nothing . Semua unsur stimulus dalam S adalah dikondisikan ke respons yang diinginkan atau benar (A1) atau ke respons yang tak relevan atau keliru (A2). Elemen yang dikondisikan ke A1 akan menimbulkan respons A1. Dan elemen yang dikondisikan ke A2 akan menimbulkan respons A2. Pada awal eksperimen, hampir semua stimuli akan dikondisikan ke A2 dan akan menimbulkan respons A2.

Asumsi IV. Pembelajar terbatas kemampuannya dalam mengalami S. pembelajar mengalami hanya sebagian dari stimuli yang tersedia pada setiap percobaan belajar, dan besarnya sampel diasumsikan tetap konstan disepanjang eksperimen. Proporsi konstan dari S yang dialami pada awal setiap percobaan belajar dilambangkan dengan 0 (theta). Sesudah setiap percobaan, elemen dalam 0 dikembalikan ke S. jadi teori Estes mengasumsikan sampling dengan penggantian. Elemen-elemen yang dijadikan sanpel pada satu percobaan mungkin akan dijadikan sampel lagi pada percobaan selanjutnya.

Asumsi V. Percobaan belajar berakhir ketika respons terjadi, jika repons A1 menghentikan percobaan, elemen stimulus dalam 0 dikondisikan ke respon A1. Seperti Guthrie, Estes menerima penjelasan belajar kontiguitas. Ketika respon A1 muncul, akan terbentuk asosiasi antara respons itu dengan stimuli yang mendahuluinya. Yang kemudian Estes menyebutnya sebagai belajar. State of the system (keadaan sistem) pada momen tertentu adalah proporsi dari elemen yang dilekatkan ke respons A1 dan A2.

Asumsi VI. Karena elemen di 0 dikembalikan ke S pada akhir percobaan, dan karena 0 yang dijadikan sampel pada awal percobaan belajar pada dasarnya adalah acak, proporsi elemen yang dikondisikan ke A1 dalam S akan tercermin dalam elemen dalam 0 pada awal setiap percobaan baru. Jika tak satupun dari elemen di S dikondisikan ke A1, maka 0 tidak akan memuat elemen yang dikondisikan ke respons yang benar. Jika 50 persen dari elemen dalam S dikondisikan ke A1, maka 50 persen dari elemen dalam sampel 0 random dari S dapat diperkirakan  akan dikondisikan ke A1.
Teori Estes yang disebut dengan teori belajar statistikal menyatakan bahwa probabilitas respons A1 sama dengan proporsi elemen stimulus dalam 0 yang dikondisikan ke A1 pada awal percobaan belajar, dan setiap 0 adalah sampel acak dari S, jika semua elemen dalam 0 dikondisikan ke A1. Dengan kata lain, probabilitas munculnya respons A1 bergantung pada keadaan sistem.
Dengan menggunakan asumsi-asumsi di atas, kita dapat menurunkan pernyataan matematika yang meringkaskan proses belajar seperti dikemukakan oleh Estes.

II. 3 Generalisasi

Generalisasi dari situasi belajar awal ke situasi belajar lainnya dapat dengan mudah dijelaskan dengan teori sampling stimulus. Estes menggunakan pendapat soal transfer yang sama dengan pendapat Thorndike dan Guthrie. Yakni transfer terjadi sepanjang dua situasi memiliki elemen yang sama.
           
II.4 Pelenyapan

Estes menjelaskan problem pelenyapan dengan cara yang pada dasarnya sama dengan yang dilakukan Guthrie karena dalam pelenyapan satu percobaan biasanya diakhiri setelah subjek melakukan sesuatu selain A1 , elemen stimulus yang sebelumnya dikondisikan A1 pelan-pelan akan kembali lagi ke A2.

II.5 Pemulihan Spontan
   
Pemulihan spontan adalah munculnya kembali respons yang dikondisikan setelah respons itu mengalami kelenyapan. Untuk menjelaskan pemulihan spontan, Estes sedikit memperluas gagasannnya mengenai S. S didefinisikan sebagai jumlah total dari elemen stimulus yang hadir pada awal percobaan dalam eksperimen belajar. Kita juga telah mencatat bahwa elemen stimulus ini mencakup kejadian-kejadian sementara seperti suara tambahan dari luar dan keadaan tubuh temporer dari keadaan subjek eksperimental. Karena  kejadian-kejadian semacam ini adalah sementara maka semua itu mungkin merupakan bagian dari S pada satu waktu tetapi bukan pada waktu yang lain. Dengan kata lain hanya elemen-elemen dalam S sajalah yang dapat diambil sampelnya sebagai bagian dari 0.
Dalam kondisi tersebut di atas adalah mungkin bahwa selama training respons A1 menjadi dikondisikan kebanyak elemen sementara. Jika ternyata elemen-elemen itu tidak ada selama proses pelenyapan, respons A1 yang dikondisikan ke elemen itu tidak bisa digeser ke respons A2. Pergeseran hanya terjadi untuk elemen stimulus yang dijadikan sampel.

II.6 Pencocokan Probabilitas

Eksperimen pencocokan probabilitas tradisional adalah menggunakan sinyal cahaya yang diikuti dengan satu atau dua cahaya lain. Ketika sinyal cahaya menyala, subjek percobaan menduga cahaya mana dari dua cahaya lain yang akan muncul.                                                                      

II.7 Model Belajar Markov Menurut Estes

           Teori belajar statistikal bersifat probabilistik yaitu variadel bebas yang dipelajari adalah probabilitas respon. Teori stimulus Estes menerima sudut pandang lnkremental ( gradual) maupun all or none tentang proses belajar. Sampel  dalam suatu percobaan  diambil dari sebagian kecil dari jumlah total elemen stimulus yang ada. Elemen yang dijadikan sampel  dikondisikan secara all or none kedalam respon apa saja yang menghentikan percobaan tersebut. Proses belajar terjadi sedikit demi sedikit sehingga menghasilkan kurva akselerasi belajar negatif.

II.8 Estes dan Psikologi Kognitif

          Pada tahun belakangan ini, Estes lebih menekankan pada mekanisme kognitif dalam analisis belajarnya. Pada analisis awal,Estes mengikuti pendapat Guithrie bahwa apapun stimuli yang ada pada saat terminasi akan diasosiasikan dengan respon yang menghentikan percobaan itu. Namun seiring berjalannya waktu, analisis Estes belakangan ini lebih kompleks karena mempertimbangkan pula pengaruh kognitif.
          Estes menambahkan elemen ketiga dalam analisisnya yaitu memori atau ingatan. Menurut Estes, stimuli tidak  langsung menimbulkan respon, tapi ia melibatkan memori tentang pengalaman sebelumnya sehingga dapat menghasilkan perilaku.
          Estes mendeskripsikan apa yang diyakininya terjadi dalam situasi pengambilan keputusan, dimana respon-respon yang berbeda diasosiasikan dengan hasil yang berbeda. Memori juga berperan penting dalam analisis Estes terhadap operasi kognitif tingkat tinggi seperti yang melibatkan bahasa. Estes mengasumsikan bahwa memori sederhana akan dikombinasikan untuk membentuk memori kompleks. Perilaku yang melibatkan bahasa lebih mudah dipahami dalam bentuk operasi kaidah, prinsip dan strategi dari pada bentuk suksesi respon terhadap stimuli tertentu. Menurut Estes, interaksi proses  kognitif yang kompleks dengan stimuli sensoris yang akan menentukan respon terhadap situasi.

II.9 Model Array Kognitif: klasifikasi dan Kategori

          Estes memandang teori sampling stimulus (SST) sebagai perluasan matematis dari teori transfer elemen identik Thorndike yang bertujuan untuk membuat prediksi yang tepat tentang transfer training dari satu situasi ke situasi lain berdasarkan  stimulus yang sama. Meskipun pendekatan  Estes ini sangat kognitif, namun masih terdapat kesamaan antara jenis perilaku yang diprediksi  oleh SST dengan yang diprediksi oleh model klasifikasinya.
Dalam SST, belajar terjadi dengan cara sekaligus, dan hanya dibutuhkan kontinguitas antara stimuli dan respon tertentu.  percobaan belajar, sempel stimulus yang diambil terbatas dari seperangkat stimulus dan respon yang muncul akan bergantung pada stimuli dalam sampel yang dikaitkan dengan respon itu.
          Dalam model klasifikasi kognitif Estes, bagian yang diamati adalah stimulus kompleks serta mengambil sampel dari ciri-ciri yang menonjol. Pendekatan ini disebut Estes sebagai  pendelatan kognitif Array model(model Array) . Dalam kasus model Array, karakteristik stimulus dan designasi kategori disimpan dalam memori sebagai seperangkat Array  yang menyimpan ciri -ciri atau atribut penting yang siap dipakai untuk membandingkan dengan atribut lain. Perbedaan yang mendasar antara SST dan Array adalah SST berfokus pada asosiasi stimulus –respon yang dibentuk dimasa lalu kemudian diasosiasikan, sedangkan Array berfokus  pada  klasifikasi kejadian yang ditemui dimasa sekarang atau  yang baru akan ditemui.
          SST menghasilkan hubungan stimuli aditif.  Analisis ini menggunakan teori transfer elemen identik thorndike, yang berfungsi untuk memprediksi generalisasi,dan prediksi untuk problem belajar sederhana . Akan tetapi, kekurangan dari teori ini adalah teori ini tidak dapat menjelaskan efek destrimental dalam situasi yang muncul ketika menggunakan stimuli yang berbeda dari konteks yang ada saat training.

II.10 Model Array Mengasumsikan Hubungan Stimulus Multiplikatif

          Dalam model Array, kita menilai kesamaan stimuli dalam konteks baru yang berhubungan dengan stimuli dalam situasi training dengan membandingkan atribut-atribut dalam elemen itu. Model Array dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan memprediksi bagaimana orang menilai stimuli untuk sikategorikan dalam kategori spesifik, bukan bagaimana respon yang dikondisilan, digeneralisasi, atau ditransfer kesituasi baru dan melalui hal tersebut kita dapat menggunakan stimuli dari problem generalisasi kita untuk memperkenalkan model Array. Yaitu :
1.      Item dalam Satu Kategori adalah Sama Satu dengan yang Lain.
Langkah pertama dalam mengembangkan model array untuk problem diatas adalah menentukan item-item didalam kategori. 
2.      Item-item Stimulus Mempresentasikan Seluruh Kategori.
Langkah selanjutnya dalam mengaplikasikan model array adalah menentukan sejauh mana stimulus parsial adalah mewakili kategorinya secara kesuluruhan.

Estes (1994) menyatakan dalam tulisannya bahwa : Pada awal setiap percobaan setelah yang pertama, subjek menghitung kesamaan anatara contoh-contoh yang disajikan ke setiap anggota dari array memori saat ini, menjumlahkan kesamaannya dengan semua anggota yang diasosiasikan dengan masing-masing kategori, menghitung   probabilitas setiap kategori, dan memberikan respons berdasarkan probabilitas ini. Tentu saja, tidak diasumsikan bahwa individu menjalankan perhitungan ini seperti yang dilakukan komputer, namun diasumsikan bahwa sistem pemrosesan penghitungan untuk mendapatkan probabilitas respons adalah mirip dengan proses yang dihasilkan oleh komputer yang diprogram untuk mensimulasi itu. Dengan analisis ini, sudah jelas bahwa Estes telah menyentuh psikologi kognitif.




II.11 Pandangan Estes tentang Perang Penguatan.

Estes percaya bahwa penguatan akan mencegah terjadinya hilangnya asosiasi dengan cara mempertahankan asosiasi antara stimuli tertentu dengan respon tertentu.
Menurut Estes, organisme bukan hanya belajar hubungan S-R tetapi juga hubungan R-O (response-outcome). Yakni, organisme belajar, dan mengingat, respons mana yang akan menimbulkan konsekuensi tertentu. Organisme hanya belajar apa yang menimbulkan konsekuensi, dan informasi ini menentukan respons mana yang akan dipilih.
Dalam analisisnya dalam penguatan, Estes membuat perbedaan penting antara belajar dan performa. Meskipun pendapat Estes menekankan mekanisme kognitif (memori) dan ia memandang penguatan dan hukuman sebagai penyedia informasi bagi organisme, pandangannya ini masih menganggap manusia itu seperti mesin. Hulse, Egeth, dan Deese meringkas pendapat Estes tentang bagaimana penguatan dan hukuman secara otomatis memandu perilaku :
Fungsi penguatan dalam teori Estes bukan unuk menguatkan secara langsung formasi asosiasi baru; kontiguitas sederhana sudah cukup. Dalam hal ini dia sejalan dengan Guthrie. Kejadian penguatan memiliki efek performa, yang dalam term Guthrie berarti tendensi urutan tertentu dari respons yang telah dipelajari untuk mendapatkan beberapa capaian final. Fungsi penguatan memiliki adalah menyediakan umpan balik (feedback) bedasarkan antisipasi.... terhadap imbalan atau hukuman yangakan datang yang beriringan dengan stimuli yang ada (atau yang diambil dari memori) dalam situasi belajar sehingga ia  memandu munculnya perilaku dalam cara tertentu. Dengan kata lain, teori Estes menekankan model sibernetika untuk pengaruhi penguatan terhadap performa: perilaku dipandu ke tujuan dan menjauhi situasi aversif melalui umpan balik positif atau negatif dari kejadian penguatan.
Estes, Tolman, dan Bandura percaya bahwa kita mempelajari apa-apa yang kita lihat dan belajar bagaimana informasi ini diterjemahkan ke dalam perilaku bedasarkan tujuan organisme.

II.12    Belajar Untuk Belajar

Kontroversi mengenai pendapat belajar inkremental versus all-or-none (terkadang disebut continuity-noncontinuity controversy) masih ada. Contoh yang tampaknya memuaskan bagi kedua pendapat yang berseteru itu adalah pendapat awal Estes bahwa, dengan lingkungan belajar yang kompleks, proses belajar berlangsung dengan cara sekaligus atau tidak sama sekali (all-or-none), hanya saja ia berjalan sedikit demi sedikit pada satu waktu. Sesungguhnya, secara logika, teori belajar inkremental juga dapat direduksi menjadi teori all-or-none.

II.13 Status Terkini Model Matematika untuk Belajar

Pendekatan Estes sesugguhnya sering disebut sebagai model matematika untuk belajar sebab dia berusaha menunjukkan bagaimana proses belajar dapat dideskripsikan dalam term rumus matematika. Karenanya, ketika ada kesempatan untuk menggunakan matematika dengan cara baru untuk ilmu psikologi, model matematika disambut denga antusias dan optimis. Belakangan ini ada banyak rumus matematika yang bermacam-macam untuk mendiskripsikan fenomena belajar yang berbeda-beda. Model matematika memang belum mengalami sintesis yang berarti; namun ia menjadi ciri dari pendekatan baru untuk bidang ini.

II.14 Evaluasi Teori Estes

Shepard (1992) melihat Estes sebagai tokoh utama yang mempengaruhi perubahan arah teori belajar, yang menggerakkannya di bidang yang berorientasi lebih kognitif yang dicirikan oleh “paparan formal yang elegan dan ketetapan konseptual.  yang dipadukan dengan dasar yang kukuh dalam observasi. Apabila kita membandingkan matematika SST dengan rumus Hull, kita melihat bahwa pendekatan Estes cukup sederhana, hanya menggunakan dua faktor yang mengombinasikan prinsip-prinsip teori probabilitas yang logis. Seperti Guthrie, teori belajarnya hanya membutuhkan kontiguitas dan, seperti Guthrie lagi, dia mengemukakan intervensi sebagai penyebab pelenyapan dan lupa. Tetapi, dalam SST, logika probabilitas dan sampling-lah yang menimbulkan prediksi teori ini, termasuk kurva belajar atau kurva pelenyapan.


BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan                                      

Wiliam Kaye Estes lahir tahun 1919. Estes mengawali karir profesionalnya di University of Indiana.
Dari sekian eksperimen yang dilakukan, Estes berpendapat bahwa elemen stimulus yang dijadikan sampel pada satu percobaan tertentu dikondisikan dengan cara all-or-none; namun karena hanya ada sedikit yang dijadikan sampel pada satu percobaan, belajar berlangsung secara inkremental atau gradual. 
Estes memandang teori sampling stimulus (SST) sebagai perluasan matematis dari teori transfer elemen identik Thorndike. Yakni, teori itu dikembangkan untuk membuat prediksi yang tepat tentang transfer training dari satu situasi ke-situasi yang lain, berdasarkan elemen-elemen stimulus yang sama untuk keduanya. Dalam SST, belajar terjadi dengan cara sekaligus atau tidak sama sekali (all-or-none) dan hanya dibutuhkan kontiguitas antara stimulus dan respons tertentu.

III.2 Saran

Seperti yang kita ketagui, bahwa sebagai seorang guru bimbingan konseling, kita memiliki peran penting dalam membantu siswa baik dalam bidang pribadi maupun belajar, sehingga sudah sepatutnya kita memahami berbagai teori belajar yang dapat kita gunakan dalam proses pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA


Hergenhahn,B.R. Olson, Matthew H. 2008. Theories Of Learning(Teori Belajar). Rawamangun Jakarta: Kencana prenada media group

Tidak ada komentar:

Posting Komentar